Sowan ke PCNU, Atalia Tegaskan Komitmen Dukung Kemajuan Pesantren

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Okt 2025, 11:36
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya (kiri) bersilaturahmi dengan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bandung K.H. Ahmad Haedar (kanan), Rabu 15 Oktober 2025. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi) Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya (kiri) bersilaturahmi dengan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bandung K.H. Ahmad Haedar (kanan), Rabu 15 Oktober 2025. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya, menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kemajuan dan kesetaraan pesantren saat melakukan kunjungan silaturahmi atau sowan ke Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung, K.H. Ahmad Haedar, pada 15 Oktober lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Atalia menekankan pentingnya memperkuat pendanaan pesantren melalui optimalisasi alokasi 20 persen anggaran pendidikan nasional, agar lembaga pendidikan keagamaan mendapatkan akses dan dukungan negara secara lebih adil.

“Pesantren tidak hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat dan benteng moral bangsa. Karena itu, sudah sepatutnya pesantren mendapatkan perhatian dan dukungan yang proporsional dari pemerintah,” kata Atalia dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025. 

Ia menjelaskan bahwa keberpihakan terhadap pesantren bukan hanya urusan pendidikan, tetapi juga menyangkut penguatan karakter kebangsaan, pemberdayaan ekonomi umat, serta pengembangan sumber daya manusia unggul yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan Pancasila.

Menurut Atalia, pesantren merupakan bagian tak terpisahkan dari jantung peradaban bangsa.

Baca Juga: Dilaporkan ke Polda Metro, Tayangan Trans7 Dinilai Hina Kyai-Pesantren

“Dari pesantren-lah lahir ulama, pemimpin, dan tokoh-tokoh yang menjaga moralitas publik. Kita ingin memastikan pesantren tidak tertinggal dalam arus modernisasi, tetapi justru menjadi pusat inovasi dan kemajuan yang berlandaskan nilai keislaman,” katanya.

Melalui silaturahmi ini, Atalia berharap terbangun jembatan komunikasi yang kuat antara wakil rakyat, para ulama, dan masyarakat pesantren, sehingga setiap kebijakan di bidang sosial dan pendidikan benar-benar berpihak pada kepentingan umat.

“Silaturahmi seperti ini tidak hanya soal bertemu, tetapi juga membangun kepercayaan, menyatukan visi, dan memperkuat kolaborasi untuk Indonesia yang lebih berkarakter dan berkeadaban,” ujarnya.

Sementara itu, K.H. Ahmad Haedar menyambut baik kedatangan Atalia dan mengapresiasi konsistensinya dalam memberikan perhatian terhadap dunia pesantren. Ia menyebut bahwa Atalia bukanlah sosok asing bagi kalangan pesantren.

Baca Juga: Hari Ini DPR Panggil Trans7, Buntut Tayangan Singgung Pesantren-Kiai

“Kalau dilihat sejarahnya, ibu Atalia sangat concern dan perhatian dengan pesantren, sejak beliau menjadi ibu wali kota dan ibu gubernur. Apresiasi dan perhatian beliau sangat luar biasa dalam kerja sama dengan pondok pesantren,” kata Ahmad.

Ahmad juga mengingatkan kembali kiprah Atalia dalam memperjuangkan pengakuan terhadap KH. Abdul Chalim, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Majalengka, Jawa Barat, sebagai pahlawan nasional.

“Bahkan pada 2023, beliau telah memberikan sumbangsih dalam memperjuangkan KH. Abdul Chalim yang merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Majalengka, Jawa Barat, sebagai pahlawan nasional dan alhamdulillah sudah dikukuhkan menjadi pahlawan nasional. Itu artinya salah satu sikap kecintaan beliau kepada kiai,” sambungnya.

Terkait dengan beredarnya informasi di media sosial yang menyinggung pernyataan Atalia tentang pesantren, Ketua PCNU Kota Bandung itu mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh hoaks dan tetap melakukan klarifikasi sebelum mempercayai suatu kabar.

“Sebagai tokoh agama, kita harus bisa memberikan ketenangan dan kenyamanan dalam merespons sebuah informasi, serta betul-betul bisa mengantisipasi berita-berita yang tendensius dan tidak jelas kebenarannya,” kata Ahmad.

(Sumber : Antara)

x|close