Ntvnews.id, Jakarta - Situasi tegang melanda Mapolres Lumajang, Jawa Timur, pada Minggu malam, 12 Oktober 2025, ketika ratusan warga mendatangi kantor polisi tersebut. Amarah massa meledak setelah beredar kabar bahwa seorang warga yang dituduh mencuri hewan meninggal dunia saat dalam proses penangkapan oleh aparat.
Sekitar pukul 20.00 WIB, rombongan warga tiba menggunakan beberapa mobil pikap. Dengan penuh emosi, mereka berteriak dan menuntut penjelasan atas kematian warganya yang terjadi sehari sebelumnya.
Ketika gerbang utama Mapolres ditutup rapat, suasana semakin memanas. Warga yang sudah tersulut emosi mulai merusak portal besi, memaksa masuk ke area kantor polisi, dan melempari batu ke arah gedung.
Baca Juga: Putra Riza Chalid Jalani Sidang Kasus Korupsi Hari Ini
Lemparan batu menghantam kaca jendela di lantai dua, sementara beberapa fasilitas lain seperti helm petugas dan papan nama ikut rusak. Polisi sempat kewalahan menghadapi massa yang kian beringas, namun akhirnya berhasil mengendalikan keadaan setelah melakukan tindakan pengamanan. Belasan orang diamankan buntut dari kericuhan tersebut.
Puluhan aparat masih disiagakan di sekitar kompleks kepolisian untuk mencegah bentrokan susulan. Sementara itu, warga sekitar memilih tetap di rumah setelah sempat mendengar suara kaca pecah dan teriakan di tengah malam.
Kematian terduga pelaku pencurian ini menjadi sorotan publik, terutama karena belum adanya penjelasan terbuka dari pihak kepolisian mengenai penyebab pasti meninggalnya yang bersangkutan.
Menanggapi hal tersebut, Kasi Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro Abimanyu, membenarkan kejadian itu. Ia menyebut bahwa tersangka berinisial RH meninggal dunia pada Minggu sore sekitar pukul 15.00 WIB di RS Bhayangkara, setelah sebelumnya mengeluh sakit.
Baca Juga: Masalah Kecil pada Pengelasan Jadi Isu Besar Bagi Toyota Sienna
“Paginya tersangka 'RH' mengeluh sakit, mual sehingga penjaga melakukan penanganan, memberikan makanan dan mualnya hilang. Tapi sore hari tersangka kembali mengeluh, dan akhirnya petugas membawa ke RS Bhayangkara, supaya mendapatkan penanganan medis, akan tetapi tak lama meninggal dunia,” kata Ipda Untoro.
Ketika disinggung mengenai dugaan keluarga yang menilai kematian RH disebabkan oleh kekerasan, Untoro memberikan tanggapan hati-hati.
“Menurutnya sah-sah saja apa yang disampaikan keluarga tersangka, dan pihaknya sudah melakukan tindakan.”
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pihak kepolisian telah membawa jenazah RH ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi sebagai langkah memastikan penyebab kematian.
“Jenazah tersangka tadi dibawa ke RS. Dr. Haryoto untuk diotopsi. Jadi hasil otopsi yang akan menjawab, sabar dulu ya,” imbuhnya.