Ntvnews.id, Manila - Penjaga pantai Manila menuduh kapal milik China dengan sengaja menabrak kapal pemerintah Filipina yang sedang berlabuh di dekat sebuah pulau di Laut China Selatan (LCS). Kejadian tersebut menyebabkan kerusakan pada kapal milik Filipina.
Dilansir dari AFP, Senin, 13 Oktober 2025, ketegangan antara kapal Filipina dan China kerap terjadi di wilayah Laut China Selatan yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing. Filipina menyebut kapal penjaga pantai China “menembakkan meriam airnya” ke arah BRP Datu Pagbuaya, kapal yang dioperasikan oleh biro perikanan Manila, pada pukul 09.15 waktu setempat.
“Hanya 3 menit kemudian kapal (China) yang sama sengaja menabrak buritan kapal Filipina, menyebabkan kerusakan struktural ringan tetapi tidak ada cedera pada awaknya,” demikian pernyataan otoritas Filipina.
Penjaga pantai Manila menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi di dekat Pulau Thitu, bagian dari Kepulauan Spratly, yang menjadi salah satu titik sengketa paling panas antara kedua negara. Foto dan video yang dirilis oleh pihak Filipina memperlihatkan kapal penjaga pantai China menggunakan meriam airnya sambil membayangi kapal Filipina dari jarak dekat.
Baca Juga: China Luncurkan Roket Gravity-1 Y2 dari Laut, Bawa Tiga Satelit ke Orbit
“Terlepas dari taktik intimidasi dan tindakan agresif ini kami tidak akan terintimidasi atau diusir,” tegas Penjaga Pantai Filipina.
Kedutaan Besar China di Manila hingga kini belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari AFP. Insiden ini menambah panjang daftar ketegangan antara kedua negara di kawasan perairan yang disengketakan tersebut.
Sebulan sebelumnya, satu awak kapal Filipina dilaporkan terluka akibat pecahan kaca setelah kapal biro perikanan BRP Datu Gumbay Piang diserang dengan meriam air oleh kapal penjaga pantai China di dekat Beting Scarborough, wilayah yang kini dikuasai Beijing.
Baca Juga: Trump Larang Maskapai China Terbang di Atas Wilayah Udara Rusia, Ada Apa?
Pada Agustus lalu, ketegangan serupa juga terjadi ketika kapal angkatan laut China dilaporkan bertabrakan dengan kapal penjaga pantainya sendiri saat mengejar kapal patroli Filipina di area yang sama. Lokasi tersebut, yang kaya hasil laut, direbut China dari Filipina setelah kebuntuan diplomatik yang berlangsung sejak 2012.
Selain itu, Filipina juga menolak rencana China untuk membangun “cagar alam” di Beting Scarborough. Penasihat Keamanan Nasional Manila, Eduardo Ano, menilai langkah tersebut hanyalah dalih untuk “kemungkinan menduduki” kawasan yang dipersengketakan itu.
Laut China Selatan merupakan jalur pelayaran vital dunia, dengan lebih dari 60 persen perdagangan maritim global melewati wilayah tersebut setiap tahunnya menjadikannya titik strategis yang rawan konflik antarnegara.