Ntvnews.id, Markas PBB - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan telah memperoleh izin dari otoritas Israel untuk menyalurkan 170.000 metrik ton pasokan bantuan ke Jalur Gaza. Bantuan tersebut mencakup bahan makanan, perlengkapan kesehatan dan nutrisi, tempat tinggal sementara, serta kebutuhan penting lainnya.
“Pasokan tersebut saat ini berada di kawasan itu, sebagian besar di Israel, juga di Tepi Barat, di Yordania, Mesir, dan Siprus,” kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Ia menambahkan bahwa PBB tengah mengupayakan akses tanpa hambatan untuk menyalurkan bantuan tersebut, yang berarti membuka seluruh perlintasan menuju Gaza.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyebut rencana tanggap awal komunitas kemanusiaan selama 60 hari pertama gencatan senjata akan difokuskan pada pemulihan jaringan distribusi dan layanan berbasis komunitas hingga ke tingkat rumah tangga. Langkah ini dinilai efektif untuk menjangkau kelompok paling rentan.
Baca Juga: Israel Cegat Konvoi Bantuan ke Gaza, Dikecam Negara-Negara Eropa
Menurut OCHA, mitra kemanusiaan akan memperkuat produksi pangan lokal, pemeriksaan dan pengobatan malanutrisi, pemulihan layanan kesehatan dasar, perbaikan jaringan air yang rusak, serta peningkatan besar-besaran fasilitas penampungan darurat.
Dalam konferensi video dari Riyadh, Arab Saudi, Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan Tom Fletcher menekankan pentingnya memanfaatkan momentum perdamaian dengan semangat dan kemurahan hati, sekaligus menjaga komitmen terhadap kesepakatan yang telah dicapai.
Fletcher menjelaskan bahwa dalam 60 hari pertama gencatan senjata, para pekerja kemanusiaan menargetkan peningkatan jalur pasokan hingga ratusan truk setiap hari, dengan bantuan pangan yang diharapkan menjangkau 500.000 orang.
“Kelaparan harus dibalikan di daerah-daerah di mana kelaparan telah terjadi dan dicegah di daerah-daerah lain,” katanya.
Baca Juga: BAZNAS RI Bersama Mishr Al Kheir Kirim 10 Truk Paket Bantuan ke Gaza
Ia menambahkan, pihaknya akan menyalurkan ransum, mendukung toko roti dan dapur umum, serta memberikan bantuan uang tunai kepada 200.000 keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokok.
“Terkait air dan sanitasi, kami menargetkan 1,4 juta orang mendapatkan layanan air dan sanitasi,” ujarnya. “Kami akan membantu memulihkan jaringan air, untuk (mengurangi) ketergantungan masyarakat pada pengangkutan air.”
(Sumber: Antara)