BMKG Memprediksi Fenomena La Nina Akan Terjadi Pada Akhir 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Okt 2025, 17:01
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat yang dapat disertai angin kencang diperkirakan terjadi hingga Kamis, 9 Oktober 2025. ANTARA/Karel A Polakitan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat yang dapat disertai angin kencang diperkirakan terjadi hingga Kamis, 9 Oktober 2025. ANTARA/Karel A Polakitan (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi peluang terjadinya fenomena La Nina di Indonesia mencapai 50 hingga 70 persen pada periode Oktober 2025 hingga Januari 2026.

"Meskipun demikian, potensi La Nina yang terbentuk diperkirakan hanya berada pada kategori lemah sehingga dampaknya terhadap pola iklim nasional relatif terbatas," ujar Koordinator Pusat Layanan Iklim BMKG, Supari, saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.

Ia menjelaskan, pendinginan suhu muka laut di wilayah Pasifik tengah–timur, yang menjadi indikator utama terbentuknya La Nina, diperkirakan tidak akan terlalu signifikan. Dengan demikian, apabila fenomena tersebut benar-benar terjadi, maka La Nina yang muncul diperkirakan masuk kategori lemah, sehingga dampaknya tidak sebesar La Nina dengan intensitas sedang maupun kuat.

Lebih lanjut, Supari menyebut bahwa dalam kondisi La Nina lemah, perubahan sirkulasi atmosfer seperti penguatan angin pasat dan peningkatan konveksi di wilayah barat Pasifik memang mungkin terjadi, tetapi intensitasnya tidak cukup kuat untuk menimbulkan anomali curah hujan ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia.

"Secara umum, tidak memberikan peningkatan curah hujan yang besar di Indonesia. Pengaruhnya lebih terbatas dan bersifat lokal," katanya.

BMKG juga mencatat bahwa suhu muka laut (SST) di perairan Indonesia saat ini dalam kondisi hangat, dan diperkirakan tetap bertahan. Supari menuturkan, kondisi tersebut dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan aktivitas konvektif di atmosfer.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang La Nina yang Punya Dampak Cuaca Ekstrem

"Suhu laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 150 persen dari normalnya, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian tengah dan selatan, serta Sulawesi," ungkapnya.

BMKG pun mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi peningkatan curah hujan yang bisa memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan, terutama di daerah dengan topografi curam dan sistem drainase yang kurang baik.

"Meski La Nina yang diprediksi bersifat lemah, kondisi suhu laut hangat di Indonesia dapat memperkuat potensi hujan lebat di beberapa daerah," ujarnya menegaskan.

BMKG memastikan akan terus melakukan pemantauan serta pembaruan informasi iklim secara berkala untuk mendukung kesiapsiagaan seluruh pihak dalam menghadapi dinamika atmosfer yang terus berubah.

(Sumber: Antara) 

x|close