Muncul Cahaya-Dentuman di Langit Cirebon, BRIN: Saya Duga Meteor

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Okt 2025, 08:23
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Benda yang disebut meteor saat melintasi langit Cirebon, Jawa Barat. Benda yang disebut meteor saat melintasi langit Cirebon, Jawa Barat. (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Cahaya terang muncul di langit Cirebon pada Minggu, 5 Oktober 2025 malam. Selain itu terdengar dentuman keras. Menurut warga, mereka melihat bola api yang melintas dengan cepat sebelum terdengar ledakan yang menggema.

Peristiwa itu sontak menimbulkan kepanikan sekaligus rasa penasaran masyarakat. Insiden tersebut saat ini tengah diselidiki oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, menduga sumber cahaya dan suara tersebut berasal dari meteor berukuran cukup besar.

"Saya menduga itu meteor yang melintas dari arah barat daya, memasuki wilayah Kuningan–Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.35–18.39 WIB," ujar Thomas, Minggu malam. 

Baca Juga: Langit Cirebon Mendadak Terang! BMKG Selidiki Dugaan Meteor Jatuh

Ia menuturkan, suara dentuman terjadi akibat gelombang kejut atau sonic boom, yang dihasilkan saat meteor memasuki lapisan atmosfer lebih rendah dan bergesekan dengan udara.

"Saat gesekan makin kuat, meteor menimbulkan tekanan besar hingga menghasilkan suara ledakan," tuturnya.

Kesimpulan ini didukung oleh tiga bukti utama, yakni suara dentuman keras yang terdengar di wilayah Kuningan dan Cirebon. Lalu, getaran kecil yang sempat terdeteksi oleh sensor BMKG Cirebon pada pukul 18.39.12 WIB. Terakhir, rekaman CCTV yang memperlihatkan bola api meluncur cepat di langit sekitar pukul 18.35 WIB.

Hingga kini belum ada laporan mengenai temuan benda asing atau kerusakan akibat benturan di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

"Perlu waktu untuk mengonfirmasi apakah ada sisa meteor yang jatuh ke permukaan. Jika hanya meledak di udara, biasanya tidak menimbulkan dampak fisik di darat," kata Thomas.

Sementara, Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Stasiun Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, mengatakan pihaknya masih menghimpun data awal untuk mengidentifikasi penyebab fenomena itu.

"Dari sisi meteorologi, dentuman bisa disebabkan oleh sambaran petir, gempa bumi, atau longsor. Namun, saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon terpantau cerah berawan tanpa adanya awan konvektif atau aktivitas cuaca ekstrem," ujar Fuad.

BMKG menegaskan, hasil pemantauan sejauh ini tak menunjukkan adanya getaran signifikan maupun fenomena meteorologis yang tidak biasa. Tidak ada aktivitas petir maupun indikasi badai konvektif di wilayah tersebut pada waktu kejadian.

"Fenomena seperti meteor atau benda langit bukan kewenangan BMKG, melainkan lembaga antariksa seperti BRIN," kata dia.

Fuad juga menyebut bahwa tidak ditemukan aktivitas gempa bumi pada waktu bersamaan dengan suara dentuman, sehingga kemungkinan besar peristiwa ini bukan disebabkan oleh faktor seismik.

BMKG memastikan bahwa fenomena seperti ini termasuk langka, namun tidak berbahaya jika meteor meledak di atmosfer bagian atas.

"Fenomena ini bersifat alami dan sering terjadi di berbagai belahan dunia, namun hanya sesekali terdengar oleh manusia," tandas Fuad.

x|close