Ntvnews.id, Jakarta - Menyikapi perkembangan situasi sosial dan politik yang tengah berlangsung di Indonesia, Forum Komunikasi Jogja Rempug (FKJR) bersama masyarakat Yogyakarta menggelar aksi simpatik di kawasan Tugu Yogyakarta pada hari ini. Dalam aksi tersebut, mereka membagikan bunga kepada masyarakat sebagai simbol perdamaian, serta menyampaikan pernyataan sikap menolak segala bentuk demonstrasi yang bersifat provokatif dan anarkis.
Danpuskam FKJR KRTH Priyono Noyomenggolo menegaskan, unjuk rasa adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin dalam sistem demokrasi. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan kedamaian dalam menyampaikan aspirasi.
"Kami tidak anti-demonstrasi. Tapi penyampaian aspirasi harus dilakukan secara tertib dan damai. Jangan sampai justru merugikan masyarakat. Jogja ini harus tetap adem-ayem, nyaman untuk semua, agar pariwisata dan ekonomi tetap bisa berjalan dengan normal," ujar KRTH Priyono Noyomenggolo, Kamis, 2 Oktober 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Priyono Noyomenggolo juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusivitas Yogyakarta sebagai kota budaya dan tujuan wisata utama di Indonesia.
Sementara itu, dari Surabaya, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) juga turut menyuarakan pernyataan sikap senada. Mereka menyatakan kepercayaan kepada pemerintah dan pihak terkait dalam menyelesaikan berbagai persoalan, termasuk penuntasan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Aqomaddin selaku Ketua BEM SI mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengedepankan nilai-nilai demokrasi dalam menyampaikan aspirasi tanpa provokasi, apalagi tindakan anarkis yang justru dapat mencoreng semangat perubahan yang damai.
Pernyataan dari FKJR dan BEM SI ini menjadi penegasan bahwa ruang demokrasi tetap terbuka, namun harus dijaga dengan cara yang beradab, damai, dan bermartabat demi kebaikan bersama serta stabilitas nasional.