Trump Tegaskan Tidak Akan Izinkan Israel Aneksasi Tepi Barat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Sep 2025, 16:52
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato dalam Debat Umum Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di Markas Besar PBB di New York, 23 September 2025. Perwakilan dari negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk sekitar 150 kepala negara dan pemerintahan, akan bergiliran di podium Majelis Umum PBB (UNGA) untuk menyampaikan pidato tentang isu-isu global dalam debat umum UNGA yang dimulai pada hari Selasa. Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato dalam Debat Umum Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di Markas Besar PBB di New York, 23 September 2025. Perwakilan dari negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk sekitar 150 kepala negara dan pemerintahan, akan bergiliran di podium Majelis Umum PBB (UNGA) untuk menyampaikan pidato tentang isu-isu global dalam debat umum UNGA yang dimulai pada hari Selasa. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan pada Kamis, 25 September 2025 bahwa dirinya tidak akan memberikan izin bagi Israel untuk melakukan aneksasi atas Tepi Barat. Pernyataan itu disampaikan di tengah upaya mencari kesepakatan gencatan senjata di Gaza, sekaligus menanggapi "garis merah" yang telah ditetapkan para pemimpin Arab.

"Saya tidak akan mengizinkan Israel untuk menganeksasi Tepi Barat. Saya tidak akan mengizinkannya. Itu tidak akan terjadi," ucap Trump di hadapan media di Gedung Putih, dikutip Jumat, 26 September 2025.

Ia menambahkan, "Sudah cukup. Sekarang saatnya untuk berhenti," seraya menyebut telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Politico melaporkan, Trump telah berjanji kepada para pemimpin Arab dan Islam bahwa ia tidak akan mengizinkan langkah aneksasi tersebut. Janji itu disampaikan dalam pertemuan tertutup di sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) pada Selasa, 23 September 2025. Komitmen itu juga menjadi bagian penting dari rencana 21 poin yang diajukan pemerintahan Trump untuk menghentikan konflik Israel-Hamas sekaligus membentuk pemerintahan non-Hamas guna mengelola Gaza.

Baca Juga: Trump Tuding Terjadi Sabotase di Markas PBB, Minta Penyelidikan Segera

Rencana ini hadir seiring meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza. Pertemuan tersebut turut dihadiri pejabat tinggi dan pemimpin dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Mesir, Yordania, Turkiye, Indonesia, serta Pakistan.

UEA sebelumnya menegaskan bahwa upaya Israel untuk melakukan aneksasi merupakan sebuah "garis merah."

Meski demikian, menurut laporan yang mengutip sumber dekat pembahasan, tercapainya gencatan senjata guna mengakhiri perang Israel-Hamas yang sudah berlangsung hampir dua tahun masih dinilai jauh dari kenyataan, meski Trump telah memberikan jaminan.

Dalam kesempatan lain, saat menerima kunjungan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di Gedung Putih pada Kamis pagi waktu setempat, Trump menyampaikan kepada awak media bahwa banyak hal penting telah diputuskan.

Baca Juga: Trump Tuding Terjadi Sabotase di Markas PBB, Minta Penyelidikan Segera

"Kami hampir mencapai semacam kesepakatan," ujarnya. "Kami ingin memulangkan para sandera ... Kami ingin mereka semua pulang secara bersamaan."

Para pemimpin Arab disebut mengajukan sejumlah syarat utama, antara lain Israel tidak boleh menganeksasi wilayah di Tepi Barat maupun Gaza, tidak menduduki bagian mana pun dari Gaza, tidak membangun permukiman baru di Gaza, menjaga status quo di Masjid Al-Aqsa, serta segera meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

(Sumber: Antara)

x|close