Sindiran Pedas Macron ke Trump: Nobel Perdamaian Hanya Layak Jika Hentikan Konflik Israel-Palestina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Sep 2025, 05:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis dan Arab Saudi akan bersama-sama memimpin sebuah konferensi untuk membahas pembentukan negara Palestina. Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis dan Arab Saudi akan bersama-sama memimpin sebuah konferensi untuk membahas pembentukan negara Palestina. (Antara)

Ntvnews.id, New York - Presiden Prancis Emmanuel Macron merespons klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut dirinya pantas mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian. Macron menegaskan penghargaan itu baru bisa layak diberikan jika Trump benar-benar berhasil menghentikan konflik antara Israel dan Palestina.

Dilansir dari AFP, Rabu, 24 September 2025, dalam wawancara di sela Sidang Umum PBB di New York, Macron menekankan bahwa "hanya ada satu orang yang dapat melakukan sesuatu dalam situasi saat ini, yaitu presiden Amerika."

"Saya melihat seorang presiden Amerika yang termobilisasi dan yang mengatakan pagi ini (Selasa di hadapan Majelis Umum) 'Saya ingin perdamaian, saya akan menyelesaikan konflik ini'. Siapa yang menginginkan Hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah Nobel Perdamaian hanya bisa didapatkan jika Anda menghentikan konflik ini," kata Macron.

Macron mendesak Trump untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Israel agar menghentikan serangan di Gaza. Menurutnya, langkah tersebut juga akan mendorong Hamas untuk membebaskan para sandera.

Baca Juga: Prabowo Beberkan Cara Indonesia Hadapi Perubahan Iklim saat Pidato di Sidang PBB

"Anda harus menekan pemerintah Israel agar mereka berhenti, menghentikan konflik Gaza, sehingga kami akhirnya membebaskan para sandera yang ditahan oleh kelompok militan Palestina Hamas," ujarnya.

Lebih lanjut, Macron mengakui keputusan Prancis mengakui negara Palestina ditentang keras oleh AS dan Israel. Ia menegaskan AS memiliki kendali lebih besar karena merupakan pemasok senjata utama Israel.

"Mengapa dia (presiden AS) bisa melakukan lebih dari kami? Kami tidak memberikan senjata (kepada Israel) yang memungkinkan konflik Gaza terjadi," ucapnya.

Ia menambahkan bahwa negara Palestina "akan benar-benar tercipta pada hari ketika negara Israel mengakuinya."

Sementara itu, Trump dalam pidatonya di Sidang Umum ke-80 PBB mengklaim dirinya telah menghentikan tujuh perang di berbagai belahan dunia. Ia menuding PBB tidak efektif dalam menciptakan perdamaian.

Baca Juga: Prabowo di Sidang PBB Ungkap Indonesia Swasembada Beras dan Mulai Ekspor ke Negara yang Membutuhkan

"Sangat disayangkan saya harus melakukan hal-hal ini, alih-alih Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melakukannya, dan sayangnya, dalam semua kasus, Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan tidak mencoba membantu dalam hal apa pun," kata Trump.

Trump bahkan menyindir kondisi fasilitas di markas PBB, mulai dari lift yang rusak hingga teleprompter yang tidak berfungsi.

"Ini adalah dua hal yang saya dapatkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, eskalator yang buruk dan teleprompter yang buruk," ucapnya.

Ia menegaskan dirinya sibuk menyelamatkan jutaan nyawa dengan menghentikan perang, sementara PBB hanya berdiam diri.

"Saya tidak memikirkannya saat itu karena saya terlalu sibuk bekerja menyelamatkan jutaan nyawa, yaitu menyelamatkan dan menghentikan perang-perang ini. Namun kemudian, saya menyadari bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak ada untuk kita," tambahnya.

"Kalau begitu, apa tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa? PBB memiliki potensi yang luar biasa... tetapi sebagian besar belum mencapai potensinya, setidaknya untuk saat ini, yang mereka lakukan hanyalah menulis surat yang tegas dan tidak pernah menindaklanjutinya," tegas Trump.

TERKINI

Load More
x|close