Menlu Sugiono di PBB: Perdamaian sebagai Kunci Menjawab Tantangan Global

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Sep 2025, 11:10
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan kembali dukungan teguh Indonesia terhadap United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Menteri mengenai UNRWA (25/9/2025) yang berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80. Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan kembali dukungan teguh Indonesia terhadap United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Menteri mengenai UNRWA (25/9/2025) yang berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menekankan pentingnya perdamaian sebagai jawaban terhadap berbagai tantangan yang berdampak secara global.

Seruan ini disampaikannya saat berbicara pada G20 Foreign Ministers' Meeting, Kamis, yang berlangsung di sela Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.

“Indonesia meyakini bahwa perdamaian adalah penggerak utama. Jika kita menginginkan pembangunan yang berkelanjutan, jika kita ingin kerja sama yang berhasil, karena tanpa perdamaian, agenda bersama kita menjadi tidak mungkin tercapai,” ujar Sugiono.

Menlu Sugiono memaparkan kondisi dunia saat ini yang penuh ketidakpastian, termasuk perubahan iklim yang kian cepat, kesenjangan yang melebar, ketidakamanan pangan dan energi yang mengancam kelompok rentan, serta ketegangan geopolitik yang terus mengguncang.

Berbagai tantangan tersebut saling terkait dan menimbulkan dampak global. Sugiono menekankan bahwa tidak ada negara yang dapat mengatasi persoalan ini sendirian, sehingga kerja sama melalui dialog, kemitraan, dan kepercayaan menjadi krusial.

Baca Juga: Menlu Sugiono Tegaskan Masa Depan Gaza Harus Menjadi Hak Palestina

“Oleh karena itu, kita harus menghidupkan kembali multilateralisme dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pusatnya,” tegasnya.

Sugiono juga menyoroti peran penting negara anggota G20 dalam mendukung inisiatif Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang menyerukan peningkatan efisiensi, pelaksanaan mandat lebih kuat, serta keselarasan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

Menlu menekankan urgensi menutupi kesenjangan pembiayaan, termasuk untuk pendanaan SDG yang diperkirakan mencapai 4 triliun dolar AS (sekitar Rp67.184 triliun). Ia menekankan, tanpa inovasi dan reformasi, kesenjangan ini justru akan semakin melebar.

“Kita membutuhkan sumber pembiayaan baru dan inovatif. Bank pembangunan multilateral harus direformasi untuk melayani kebutuhan negara-negara berkembang. Dan yang sama pentingnya, kita juga harus mengatasi ketimpangan,” ujar Sugiono.

Baca Juga: Menlu AS Tegaskan Pengakuan Palestina oleh Negara Barat Tak Akan Hentikan Konflik Gaza

Pertemuan menteri luar negeri G20 ini berlangsung di bawah kepemimpinan Afrika Selatan. G20 merupakan forum internasional yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia, ditambah Uni Eropa (EU).

Peran G20 dalam menciptakan fondasi stabilitas ekonomi global, menjadi katalis bagi pembangunan ekonomi, serta mendukung komitmen global seperti Pakta untuk Masa Depan (Pact for the Future) dan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, dianggap sangat strategis.

Sumber: ANTARA

x|close