Gerakan "Block Everything" Guncang Prancis, Puluhan Demonstran Ditangkap

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Sep 2025, 09:10
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi- Bendera Prancis Ilustrasi- Bendera Prancis (Antara)

Ntvnews.id, Paris - Para demonstran dari gerakan baru bernama "Blokir Semuanya" atau "Block Everything" melancarkan aksi pemblokiran jalan raya di Prancis yang menyebabkan gangguan lalu lintas pada Rabu, 10 September 2025 waktu setempat. Puluhan orang ditangkap setelah pasukan keamanan dikerahkan.

Gerakan yang menggunakan nama "Bloquons tout", yang secara harfiah berarti "Mari kita blokir semuanya", pertama kali muncul di media sosial selama musim panas, sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis, 11 September 2025.

Aksi ini memunculkan perbandingan dengan protes "Rompi Kuning" pada 2018, yang awalnya dipicu kenaikan harga bahan bakar namun berkembang menjadi penentangan luas terhadap Presiden Emmanuel Macron serta rencana reformasi ekonominya.

Menurut analis dan pejabat setempat, gerakan tersebut awalnya digerakkan kelompok sayap kanan sebelum kemudian diambil alih oleh kelompok sayap kiri hingga sayap kiri jauh. Para pengikut "Blokir Semuanya" menilai sistem politik saat ini sudah tidak lagi sesuai dengan tujuannya.

Baca Juga: PM Prancis Terancam Lengser, Presiden Macron Hadapi Dilema Politik Baru

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau menjelaskan kepada wartawan bahwa sekitar 50 orang mengenakan penutup kepala mencoba memulai aksi blokade di wilayah Bordeaux. Di Toulouse, kebakaran kabel yang cepat dipadamkan tetap memicu gangguan lalu lintas antara Toulouse dan Auch di barat daya Prancis. Retailleau menambahkan, aksi serupa juga sempat terjadi di Paris pada malam sebelumnya, meski tidak dirinci lebih lanjut.

Kepolisian Paris menyatakan bahwa 75 orang telah ditangkap dalam rangkaian aksi tersebut. Namun, detail lokasi maupun alasan spesifik penangkapan tidak diungkapkan.

Operator jalan raya Vinci dalam pernyataan terpisah melaporkan adanya protes dan gangguan di berbagai kota besar, termasuk Marseille, Montpellier, Nantes, dan Lyon.

Baca Juga: Macron Umumkan Prancis Akan Akui Negara Palestina pada September 2025

Retailleau menyebut bahwa 80.000 personel keamanan telah dikerahkan ke seluruh Prancis, dengan 6.000 di antaranya ditugaskan di Paris. Media lokal memperkirakan sekitar 100.000 orang akan ikut serta dalam aksi protes itu.

"Kita berisiko mengalami mobilisasi yang akan mengarah pada aksi-aksi di seluruh negeri," kata Retailleau.

Aksi terbaru ini menambah kerumitan politik Prancis, hanya dua hari setelah parlemen menjatuhkan Perdana Menteri Francois Bayrou lewat mosi tidak percaya. Pada Selasa, 9 September 2025 Macron menunjuk Sebastien Lecornu sebagai perdana menteri baru yang kelima dalam kurun kurang dari dua tahun.

x|close