Ntvnews.id, Jakarta - Ribuan anak sekolah di wilayah Polda Metro Jaya kini mendapatkan jaminan keamanan dan kelayakan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Di balik keberhasilan ini, berdiri sosok dr. MartinusGinting, Sp.P, Project Leader yang memimpin proyek perubahan bertajuk "Peran Strategis Dokkespolda dalam Penguatan Pengawasan Kesehatan dan KelayakanMBG".
Baca Juga: LPPOM MUI Tegaskan Sertifikasi Halal Wajib untuk Baki Program MBG
Program ini menjadi langkah konkret memastikan setiap menu yang tersaji tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga sehat dan aman dikonsumsi.
Biddokkes Polda Metro Jaya. (Dok.Ntvnews.id)
Dalam waktu singkat, proyek ini telah menorehkan capaian signifikan. Regulasi teknis berupa Draft Perkapusdokkes dan SOP pengawasan MBG berhasil disusun dan mendapatkan persetujuan harmonisasi dari Divkum Polri.
Kerjasama resmi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) pun terjalin melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang mengatur pertukaran data, pelatihan teknis, dan penanganan cepat bila terjadi insiden.
Tidak hanya berhenti di ranah regulasi, dr. Martinus membentuk Satgas Team Food Security yang beranggotakan 44 personel terlatih dalam audit makanan, forensik pangan, dan prosedur pengawasan kesehatan.
Tim ini dilengkapi sistem database pengawasan terintegrasi yang memungkinkan koordinasi real time antara Biddokkes Polda Metro Jaya, BPOM, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan BGN.
Sistem ini memastikan setiap tahap, mulai dari bahanmentah hingga penyajian, diawasi dengan ketat.
"Setiap langkah yang kami lakukan bertujuan melindungi
Manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.Amin Ismail, seorang wali murid di Cengkareng, mengaku kini lebih tenang melepas anaknya ke sekolah.
"Dulu saya sering khawatir soal kebersihan dan kandungan gizi makan siang di sekolah. Sekarang saya tahu ada tim yang mengawasi langsung, rasanya lebih aman," ujarnya.
Tujuan utama proyek ini sederhana namun vital, diantaranya adalah menjamin semua menu MBG di wilayah Polda Metro Jaya memenuhi standar kesehatandan gizi, membangun sistem pengawasan yang berkelanjutan, serta memperkuat sinergi lintas sektor.
Dengan capaian yang telah diraih, pada tahap selanjutnya model pengawasan ini diharapkan dapat direplikasi ke wilayah lain di Indonesia.
"Kami akan terus mengembangkan sistem ini dan memperluas jangkauan pengawasan. Setiap anak Indonesia berhak mendapatkan makan bergizi yang sehat, aman, dan layak," pungkas dr. Martinus dengan penuh optimisme.