Pernah Jadi Korban Penipuan Jasa Pengiriman Hingga Rp70 Juta, Asmara Abigail Bagikan Tips Tangkal Phising

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Sep 2025, 22:10
thumbnail-author
Agus Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Asmara Abigail Asmara Abigail (Instagram @jntexpressid)

Ntvnews.id, Jakarta - Kasus penipuan digital semakin meningkat seiring dengan makin luasnya penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu modus yang paling sering dipakai pelaku kejahatan siber adalah phishing, yakni upaya manipulasi untuk mendapatkan data pribadi pengguna.

Modus ini biasanya dilakukan lewat tautan palsu yang tampak mirip dengan situs resmi. Akibatnya, banyak orang tertipu dan kehilangan data penting, mulai dari kata sandi, informasi perbankan, hingga kode OTP.

Berdasarkan data dari Pusiknas Polri yang diakses Sabtu, 6 Juni 2025, sejak awal 2025, Polri melakukan penindakan terhadap 9.105 kasus penipuan baik itu secara online maupun offline.

Berdasarkan data, Polri menangani 3.558 kasus penipuan pada Januari 2025. Angka tersebut turun sedikit menjadi 3.528 kasus pada Februari 2025. Sementara itu, dalam periode 1–17 Maret 2025, tercatat 2.019 kasus berhasil ditindak, atau setara 57,22 persen dari total kasus bulan Februari.

Asmara Abigail Kena Phising

Penipuan dengan modus pengiriman barang kini bisa menimpa siapa saja, tanpa memandang latar belakang korban. Bahkan aktris ternama Asmara Abigail pun pernah mengalaminya. Ia mengaku kehilangan uang hingga Rp70 juta akibat praktik phishing yang menyamar sebagai layanan pengiriman.

Kejadian itu bermula saat Asmara tengah sibuk promo film sekaligus menjalani syuting. Karena harus membawa banyak perlengkapan ke lokasi syuting di Takengon, Aceh Tengah, ia memutuskan mengirim barang melalui jasa ekspedisi.

Namun, sebuah pesan masuk lewat iMessage dari pihak yang mengaku kurir, menyebut alamat tujuan tidak jelas dan meminta Asmara mengisi formulir lewat tautan yang diberikan.

“Biasanya kalau ada yang ngirim link entah itu di SMS, WhatsApp atau ada nomor enggak dikenal telepon atau kita kadang-kadang suka dapat email enggak jelas gitu biasanya enggak pernah aku klik. Tapi ini benar-benar fisik aku mungkin  lagi capek baru selesai satu film dan on going satu film lagi dan lagi mau promosi pelakor. Jadi secara fisik dan mental tuh enggak sharp. Jadilah aku ketipu. Situasinya tuh bener-bener buat aku horor banget, ujarnya dalam podcast RJL-5 Fajar Aditya.

Tanpa sadar dirinya sedang ditipu, ia mengikuti instruksi pelaku, termasuk melakukan pembayaran tambahan. Kondisi fisik dan mental yang lelah membuatnya lengah, terlebih tampilan situs palsu tersebut sangat mirip dengan website resmi perusahaan ekspedisi.

Ia bahkan sempat memasukkan data kartu kredit, hingga akhirnya beberapa kali transaksi berhasil dengan nominal dalam mata uang riyal (SAR), yang jika dikonversi mencapai sekitar Rp70 juta.

Belakangan, Asmara baru menyadari kejanggalan setelah mengonfirmasi langsung ke pihak jasa pengiriman. Dari hasil pengecekan, paket yang ia kirim ternyata tidak bermasalah dan tetap berjalan sesuai prosedur, terbukti dari rekaman CCTV dan catatan pengiriman resmi.

Pengalaman pahit ini membuat Asmara Abigail mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap tautan mencurigakan, terutama yang mengatasnamakan jasa pengiriman.

Tips Cegah Penipuan Digital

Perusahaan jasa pengiriman, J&T Express baru-baru ini meluncurkan kampanye edukasi digital untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penipuan online yang memakai modus pengiriman paket.

Asmara Abigail digandeng J&T Express untuk menceritakan pengalamannya sebagai korban penipuan serta menyebarkan materi edukasi di ratusan titik layanan, sebagai bentuk upaya melindungi pelanggan dari kejahatan digital.

Dengan pengalaman yang menurutnya sangat horor itu, ia menyarankan agar masyarakat untuk menerapkan 3C yakni cek, curiga, dan cancel agar tidak mengalami hal serupa.

"Menurut aku kalau kita lagi enggak fokus, mendingan jangan, apapun itu, yang dikirim ke kita jangan diklik. Jadi kita harus cek dulu semuanya dicek. Habis cek, curiga dulu karena ini benar apa enggak ya. Kayak nomor resinya itu sama enggak sama waktu kita drop barang. Berarti itu kan sudah banyak poin-poin kecurigaan ya. Nah, sebisa mungkin langsung cancel," jelas Asmara.

Dalam unggahan akun Jntexpressid, Asmara juga menjelaskan tiga poin, yakni:

  • Terapkan 3C jika diminta membayar paket COD yang tidak dipesan.
  • Terapkan 3C jika diminta biaya asuransi tidak masuk akal atau lebih dari 0,2% dari harga invoice barang.
  • Terapkan 3C jika disuruh klik link/APK tidak dikenal untuk cek status paket.

x|close