China Tawarkan Rencana Kerja Sama Ekonomi untuk Negara Anggota SCO

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Sep 2025, 11:10
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden China Xi Jinping dalam Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organization (KTT SCO) Presiden China Xi Jinping dalam Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organization (KTT SCO) (Antara)

Ntvnews.id, Tianjin - Presiden China, Xi Jinping, memaparkan bahwa negaranya akan memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara anggota Shanghai Cooperation Organization (SCO) melalui berbagai langkah konkret.

“Ke depan, China akan menjalankan 100 proyek ‘kecil dan indah’ di negara anggota yang membutuhkan. Tahun ini, China juga menyediakan hibah senilai 2 miliar yuan (sekitar Rp4,6 triliun) untuk mendukung pembangunan di kawasan SCO,” kata Xi saat berbicara dalam sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) SCO di Tianjin, Senin 1 September 2025.

Selain hibah, China juga menyiapkan pinjaman tambahan sebesar 10 miliar yuan (sekitar Rp23 triliun) yang akan disalurkan kepada bank-bank dalam Konsorsium Antarbank SCO selama tiga tahun ke depan.

Untuk pengembangan sumber daya manusia, China akan melipatgandakan kuota beasiswa khusus SCO mulai tahun depan serta meluncurkan program doktoral inovatif. Lima tahun ke depan, Beijing berkomitmen mendirikan 10 pusat pelatihan Luban, menyediakan 10.000 pelatihan SDM, merawat 500 pasien penyakit jantung bawaan, melakukan 5.000 operasi katarak, dan 10.000 pemeriksaan kanker di negara anggota SCO.

Baca Juga: Polda Jatim Amankan 580 Pelaku Aksi Anarkis di Enam Wilayah

“China selalu menyelaraskan pembangunannya dengan perkembangan SCO dan aspirasi masyarakat anggotanya. Saat ini, total investasi China di kawasan SCO sudah menembus 84 miliar dolar AS, sementara nilai perdagangan tahunan dengan negara anggota SCO mencapai lebih dari 500 miliar dolar AS,” jelas Xi.

Dalam pidatonya, Xi juga menegaskan pentingnya kembali pada Semangat Shanghai yang lahir sejak pendirian SCO pada 2001. Ia merincikan lima prinsip utama:

  1. Mencari titik temu dalam perbedaan. Semua anggota adalah sahabat dan mitra, sehingga komunikasi strategis dan solidaritas harus terus dijaga.
  2. Berorientasi pada manfaat bersama. SCO perlu menyelaraskan strategi pembangunan dengan lebih baik, sekaligus mendukung implementasi Belt and Road Initiative.
  3. Mengedepankan keterbukaan dan inklusivitas. Pertukaran antar-masyarakat harus diperkuat demi persahabatan dan kerja sama ekonomi yang berkelanjutan.
  4. Menegakkan keadilan dan kesetaraan. SCO harus mendukung sistem internasional yang berpusat pada PBB serta perdagangan multilateral dengan WTO sebagai pilar utama.
  5. Menghasilkan capaian nyata. Organisasi dituntut meningkatkan efisiensi, kapasitas kelembagaan, serta tata kelola pengambilan keputusan.

KTT SCO di Tianjin dihadiri pimpinan 10 negara anggota penuh, yakni China, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, India, Pakistan, Iran, dan Belarus.

Baca Juga: Uskup Agung Ajak Umat Tetap Jernih dan Teguh di Tengah Situasi Bangsa

Pertemuan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan, termasuk Deklarasi Tianjin Dewan Kepala Negara SCO, strategi pembangunan organisasi hingga 2035, serta adopsi 24 dokumen kerja sama di bidang keamanan, ekonomi, hubungan antarmasyarakat, hingga penguatan organisasi.

Selain itu, diresmikan pula empat pusat baru: Pusat Universal SCO untuk Penanganan Ancaman Keamanan, Pusat Pemberantasan Kejahatan Terorganisir Transnasional, Pusat Keamanan Informasi, dan Pusat Antinarkoba.

KTT juga menyetujui Laos sebagai mitra dialog baru dan menunjuk Kirgistan sebagai pemegang presidensi SCO periode 2025–2026.

(Sumber : Antara)

x|close