Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Irjen Pol. Rusdi Hartono, melakukan pemantauan secara langsung terhadap proses olah tempat kejadian perkara (TKP) di Gedung DPRD Kota Makassar yang menjadi sasaran pembakaran oleh massa demonstran di kawasan Jalan Andi Pangeran Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan.
“Hari ini, tim dari Direktorat Kriminal Umum Polda Sulsel dan Laboratorium Forensik melakukan olah TKP di Kantor DPRD Kota Makassar. Kita lihat di sini aset negara terbakar, dan juga ada saudara kita harus meninggal dunia di tempat ini,” ujar Rusdi saat berada di lokasi pada Senin, 1 September 2025.
Ia menjelaskan bahwa olah TKP dilakukan guna mengetahui secara rinci peristiwa yang terjadi, termasuk kronologi kejadian. Kapolda pun mengajak masyarakat untuk mendukung langkah-langkah yang tengah dilakukan oleh pihak kepolisian.
“Dan yang terpenting potensial suspek (dicurigasi tersangka) sudah ada. Kedepan mudah-mudahan semua ini, kami bisa selesaikan sebaik-baiknya,” tutur Rusdi.
Saat ditanya mengenai kemungkinan penetapan tersangka dalam insiden pembakaran gedung DPRD yang berlangsung dari Jumat, 29 Agustus 2025 malam hingga Sabtu, 30 Agustsus 2025 dini hari, Rusdi menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung intensif.
“Saya katakan tadi, potensial suspek sudah ada. Mudah-mudahan tidak berapa lama lagi, kita bisa melakukan pendekatan hukum yang lebih jelas ke depan,” katanya kepada awak media.
Terkait barang bukti yang telah dikumpulkan sejauh ini, ia menyampaikan bahwa timnya masih dalam proses pengumpulan. Kerusakan yang ditimbulkan disebut sebagai akibat dari tindakan anarkis sebagian masyarakat. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 61 unit mobil dan 15 sepeda motor mengalami kerusakan.
Baca Juga: Insiden Memilukan, Driver Ojol Makassar Tewas usai Diteriaki Intel
Gedung DPRD Makassar Dibakar (Instagram)
“Ini menjadi salah satu bukti kerusakan dan juga aset negara di sini. Total (kerugian) lebih kurang Rp250 miliar kerugian negara diakibatkan perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Termasuk tiga nyawa saudara kita menjadi korban dari perilaku tersebut,” jelasnya.
Kapolda juga menegaskan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam aksi ini akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum. Baik kerugian aset milik negara maupun individu akan dihitung sebagai bagian dari proses penyelidikan yang menyeluruh.
“Ada potensi suspek, Insya Allah ke depan, beberapa hari ke depan, kita sudah melakukan tindakan-tindakan yang lebih tegas lagi, karena potensial suspek itu sudah ada,” ucapnya lagi.
Sementara itu, untuk penyelidikan kebakaran di gedung DPRD Provinsi Sulawesi Selatan yang juga dibakar pada hari yang sama, Irjen Rusdi menyatakan bahwa proses olah TKP di lokasi tersebut akan dilanjutkan setelah kegiatan di DPRD Kota Makassar rampung.
Kombes Pol Wahyu Marsudi, Kepala Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel, menjelaskan bahwa sebanyak 14 personel telah dikerahkan untuk melakukan olah TKP. Tim ini terdiri dari tujuh anggota dari Inafis dan tujuh lainnya dari Bidang Labfor.
Menurut Wahyu, saat ini pihaknya masih berada pada tahap observasi awal atau observasi umum. Fokus utama mereka adalah memetakan sebaran api, jumlah titik penyebaran, serta mencoba mengidentifikasi sumber dan penyebab utama kebakaran.
“Semoga hari ini sudah ada titik tenang. Tapi, kita tidak menjanjikan hari kelar, kita tetap berusaha, bekerja semaksimal mungkin,” ucapnya kepada awak media.
Ia menyebut, medan yang dihadapi sangat menantang. Area kebakaran cukup luas, gedung tinggi, dan sejumlah besar kendaraan turut hangus terbakar. Selain itu, kondisi pasca-kejadian yang ramai oleh masyarakat juga menyulitkan proses identifikasi.
“Jadi, tingkat kesulitan ini memang sangat susah karena banyak sumber api. Itulah yang kita mau mengerucutkan sumber api dari mana. Kita baru observasi umum, setelah nanti baru mengerucut mengarah ke titik-titiknya. Kalau hari ini tidak selesai, kita lanjutkan besok,” tuturnya menambahkan.
(Sumber: Antara)