Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA), Philemon Yang, pada Selasa, 26 Agustus 2025, menyampaikan kecaman keras terhadap serangan militer Israel yang menghantam Rumah Sakit Nasser di wilayah selatan Jalur Gaza.
"Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang dengan tegas mengecam serangan Israel di Rumah Sakit Nasser," ujar juru bicara Majelis Umum, Sharon Birch, dalam konferensi pers.
Dalam pernyataannya, Yang mendesak agar serangan semacam itu segera dihentikan dan menyoroti dampak mematikan yang dialami oleh warga sipil.
Yang menuntut diakhirinya serangan semacam itu, seraya menekankan bahwa "pembunuhan warga sipil Palestina yang tidak bersalah, jurnalis, dan tenaga medis tidak dapat diterima."
Ia juga kembali menyerukan dilakukannya gencatan senjata secara menyeluruh dan segera di Gaza.
Dia menegaskan kembali "tuntutan mendesaknya untuk gencatan senjata segera di Gaza," serta mendesak Israel memberikan "akses penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan" terhadap organisasi-organisasi kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan di Jalur Gaza.
Menurut data dari petugas medis, sedikitnya 47 warga Palestina, termasuk enam jurnalis, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel yang terjadi pada Senin, 25 Agustus 2025, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya menyampaikan bahwa terdapat 20 korban jiwa dalam serangan yang menghantam Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, termasuk lima jurnalis dan seorang petugas pemadam kebakaran.
Dua kali serangan udara diarahkan ke lantai empat salah satu bangunan di kompleks rumah sakit tersebut. Serangan kedua disebut terjadi saat tim penyelamat tengah melakukan evakuasi korban dari serangan pertama.
Beberapa jurnalis yang menjadi korban tewas antara lain Hussam al-Masri dari Reuters dan fotografer Al Jazeera, Mohammad Salama. Anadolu juga melaporkan kematian jurnalis foto Mariam Abu Dagga, serta Moaz Abu Taha, yang juga seorang fotografer. Selain itu, seorang jurnalis lepas bernama Ahmed Abu Aziz, yang bekerja untuk media Tunisia dan Maroko, dilaporkan meninggal dunia karena luka serius yang dideritanya.
Sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023, jumlah warga Palestina yang tewas akibat operasi militer Israel di Gaza telah mendekati angka 63.000 orang. Serangan tersebut juga menyebabkan kehancuran besar-besaran dan memicu krisis kelaparan di wilayah tersebut.
(Sumber: Antara)