Ntvnews.id, Jakarta - Keterlibatan perguruan tinggi dalam program Tim Ekspedisi Patriot (TEP) Kementerian Transmigrasi (Kementrans) merupakan bukti nyata kehadiran kampus yang berdampak bagi masyarakat. Ini ditegaskan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yulianto di depan 2.000 peserta Tim Ekspedisi Patriot Kementrans, dari tujuh perguruan tinggi terkemuka, bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi daerah, di Jakarta, Minggu, 24 Agustus 2025.
“Program ini adalah laboratorium nyata bagi kampus. Di lapangan, para dosen dan mahasiswa bisa menguji ilmu yang selama ini dipelajari, kemudian menghasilkan solusi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Hasil penelitian dari Ekspedisi Patriot ini akan menjadi masukan penting dalam penyusunan kebijakan pemerintah,” ujar Brian dalam acara pelepasan Tim Ekspedisi Patriot.
Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengingatkan, bahwa TEP bukan sekadar tugas teknis, tetapi bagian dari janji kemerdekaan untuk menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Ekspedisi Patriot bukan hanya kegiatan penelitian. Saudara-saudara ditugaskan untuk menyusun strategi ekonomi, merancang model kolaborasi, hingga merumuskan solusi terintegrasi yang bisa langsung dijalankan. Rekomendasi kalian harus menjadi dasar kebijakan pemerintah,” tuturnya.
Program Tim Ekspedisi Patriot ini mengirim guru besar, dosen dan mahasiswa ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia untuk meneliti potensi unggulan masing-masing kawasan transmigrasi, mulai dari pertanian, energi, mineral, hingga pariwisata.
Melalui pendekatan Diktisaintek, hasil penelitian dari kampus diharapkan menjadi peta jalan pembangunan kawasan transmigrasi. Bahkan, data yang dikumpulkan tim ekspedisi akan diprioritaskan dalam riset dan pengabdian masyarakat pada tahun-tahun mendatang.
Menteri Brian juga menegaskan, ke depan setiap kampus akan didorong menjadi pusat riset dan pengembangan bagi kawasan transmigrasi. Sehinggga kegiatan pendidikan tinggi tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga melahirkan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis sains, teknologi, dan inovasi.
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman bersama para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Patriot.
“Saya percaya, apa yang dilakukan Tim Ekspedisi Patriot ini akan menjadi ladang amal jariyah. Jika setiap titik transmigrasi bisa tumbuh menjadi pusat ekonomi, maka manfaatnya akan diwariskan hingga generasi mendatang,” jelasnya.
Tim Ekspedisi Patriot akan menjalankan misi penelitian selama empat bulan, sebelum hasilnya diserahkan sebagai rekomendasi kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi. Selain melakukan identifikasi potensi unggulan, para peserta juga diharapkan membangun basis data permasalahan di lapangan.