Ntvnews.id, Blora - Untuk mencegah kejadian tragis seperti kebakaran di sumur minyak rakyat Blora, Jawa Tengah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkuat aspek keselamatan dalam pengelolaan sumur rakyat melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025.
“Ini (kebakaran sumur rakyat di Blora, Red) menjadi perhatian kami semua bahwa pentingnya pembenahan tata kelola sumur masyarakat dengan baik, mengutamakan aspek keselamatan,” ujar Juru Bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Peraturan tersebut secara spesifik mengatur mekanisme kerja sama dalam pengelolaan sebagian wilayah kerja guna mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi. Melalui kebijakan ini, pemerintah ingin mengantisipasi potensi risiko yang mungkin muncul dalam pengelolaan sumur rakyat, termasuk bahaya kecelakaan kerja.
“Ada banyak sumur masyarakat yang berjalan belum mengindahkan aspek keselamatan. Ini yang akan diatur dan dilakukan perbaikan tata kelola, sesuai good engineering practices,” jelas Anggi.
Sebagai bagian dari pelaksanaan peraturan itu, ESDM kini tengah melakukan pendataan terhadap sumur-sumur minyak rakyat. Anggi menekankan bahwa yang akan dilegalkan hanya sumur yang sudah ada sebelumnya.
“Bukan sumur baru, ya,” ujarnya lagi.
Ia menambahkan, jika pengelolaan sumur rakyat dilakukan dengan benar, maka hal itu berpotensi mendukung peningkatan produksi nasional sekaligus memberi kontribusi pada penerimaan negara.
Selain menjelaskan langkah-langkah kebijakan, Anggi juga mengucapkan belasungkawa atas peristiwa ledakan yang menelan korban jiwa di kawasan sumur rakyat Blora.
“Kami mengucapkan turut prihatin dan berduka atas jatuhnya korban jiwa dalam peristiwa ledakan yang terjadi di area sumur minyak rakyat di Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Blora,” tutur Anggi.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Blora AKP Gembong Widodo menjelaskan bahwa kebakaran terjadi pada Minggu 17 Agustus 2025 sekitar pukul 12.30 WIB. Insiden bermula dari ledakan (blow out) di salah satu sumur minyak milik warga yang memicu kobaran api besar.
Hingga Senin dini hari, api belum padam dan petugas gabungan masih melakukan upaya penanganan di lokasi kejadian.
Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora menyebutkan bahwa jumlah korban jiwa akibat insiden di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo terus bertambah. Setidaknya dua warga dilaporkan meninggal dunia akibat luka bakar serius hingga Senin 18 Agustus 2025 dini hari.
Selain menelan korban jiwa, kebakaran tersebut juga memaksa sekitar 50 kepala keluarga (KK) mengungsi ke tempat aman maupun rumah sanak keluarga mereka.
Sumber: ANTARA