Bentrokan di Vrbas Serbia, 68 Orang Terluka 16 di antaranya Polisi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Agu 2025, 11:07
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Penganiayaan. Ilustrasi - Penganiayaan. (ANTARA)

Ntvnews.id, Beograd - Di kota Vrbas, Serbia utara, bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa dan pendukung Partai Progresif Serbia (SNS), mengakibatkan 68 orang terluka termasuk 16 polisi, menurut keterangan Direktur Polisi Dragan Vasiljevic, Rabu, 13 Agustus 2025. 

“Selama protes tanpa berizin tadi malam di luar kantor SNS di Vrbas, 16 anggota polisi terluka. Sebanyak 52 warga dengan berbagai luka mencari pertolongan medis,” kata Vasiljevic kepada Radio Televisi Serbia.

Ia menjelaskan, sekitar 200 pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor partai berkuasa sekitar pukul 20.00 waktu setempat pada Selasa, 12 Agustus, berhadapan dengan sekitar 800 anggota SNS. Aksi dimulai dengan lemparan telur, batu, tongkat, dan suar dari arah demonstran.

Baca Juga: Terpopuler: Bupati Pati Sudewo Diduga Terima Dana Kasus Suap, Wamendagri Apresiasi Pemprov DKI

Selain di Vrbas, aksi juga berlangsung di Backa Palanka, serta kota-kota besar seperti Belgrade, Novi Sad, Nish, dan Kragujevac. Para mahasiswa dan pendukung oposisi menuntut pemilihan parlemen lebih awal. Ultimatum mereka kepada pemerintah—untuk menetapkan tanggal pemilu dini dan membongkar tenda pendukung presiden di depan Skupstina (parlemen Serbia)—berakhir pada 28 Juni.

Pada Rabu, Pemimpin Partai Progresif Serbia, Milos Vucevic, menegaskan pendukungnya tidak akan lagi membiarkan serangan terhadap kantor partai.

“Kami tidak akan pernah mundur di mana pun. Tidak akan ada yang bisa menghancurkan kantor kami. Meski jumlah kami sedikit, kami akan berjuang dan tidak akan menyerahkan apa yang menjadi milik kami, sama seperti kami tidak pernah menginginkan apa yang menjadi milik kalian,” ujar Vucevic.

Baca Juga: Fakta Mengerikan Wanita Tewas di Lampung Adalah Warga Sumatera Utara

Ia menambahkan, para demonstran datang membawa semprotan, batu, tongkat, dan besi, lalu melemparkannya kepada orang-orang—aksi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

“Mereka yang melawan mereka tidak hanya dijuluki sebagai ‘pemecah tulang’, tetapi sering kali menghadapi proses hukum. Biarkan kami sendiri, karena kami akan membela diri dengan lebih berani dan tegas,” tegasnya.

Vucevic juga menyampaikan terima kasih kepada “semua patriot yang telah membela negara dan partai kami” dan menghadang para penyerang pada malam sebelumnya.

Baca Juga: Gempa Bermagnitudo 5,7 Guncang Bitung Sulawesi Utara

Mahasiswa dan aktivis oposisi telah menggelar protes di Beograd, Novi Sad, dan kota besar lain selama berbulan-bulan, menuntut keadilan bagi korban runtuhnya atap stasiun kereta api pada 1 November 2024 yang menewaskan 15 orang.

Mantan Wakil Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vulin, mengatakan kepada RIA Novosti pada Maret lalu bahwa protes tersebut diorganisir oleh intelijen Barat dengan tujuan memicu “revolusi warna.”

(Sumber: Antara)

x|close