Fakta Memilukan Polisi Alami Luka-luka Saat Amankan Demo Bupati Sudewo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Agu 2025, 15:57
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Aksi unjuk rasa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, di Alun-alun Pati berujung kericuhan, Rabu (13/8/2025). Aksi unjuk rasa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, di Alun-alun Pati berujung kericuhan, Rabu (13/8/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Aksi demonstrasi yang digelar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Rabu berujung ricuh. Massa yang menuntut pemberhentian Bupati Pati, Sudewo, melakukan pelemparan ke arah aparat kepolisian. Tindakan tersebut memaksa petugas keamanan mengambil langkah tegas dengan membubarkan aksi secara paksa.

Petugas pengamanan yang berjaga terpaksa menembakkan gas air mata ke arah kerumunan setelah situasi dinilai semakin tidak terkendali.

Kericuhan juga melibatkan tindakan anarkis dari sebagian pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan fisik terhadap anggota kepolisian yang berada di tengah kerumunan. Akibatnya, sejumlah personel mengalami luka-luka dan pendarahan.

Sementara di sisi lain, para pengunjuk rasa juga terkena dampak gas air mata yang menyebabkan iritasi pada mata. Banyak dari mereka tampak berlarian menyelamatkan diri untuk menghindari paparan lebih lanjut.

Sebelum situasi memanas, Kapolresta Pati, Komisaris Besar Polisi Jaka Wahyudi, bersama Komandan Kodim 0718/Pati, Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto, sempat berada di tengah massa dan mengajak warga menyampaikan pendapat secara tertib.

"Siang ini rekan-rekan semuanya bersama Dandim Pati hadir di tengah-tengah kalian bahwa kalian baik-baik dan sehat-sehat. Saya bersama Dandim Pati pro dengan rakyat," ucap Jaka Wahyudi.

Ia juga menegaskan bahwa pihak kepolisian dan TNI siap mengawal warga yang ingin menyampaikan aspirasinya ke DPRD.

"Polri akan mengawal penyampaian rekan-rekan semuanya di dewan. Mengimbau kepada rekan-rekan tolong kegiatan ini dilaksanakan dengan kondusif dan jangan anarkis. Bisa tertib, sanggup? Hidup rakyat," lanjutnya.

Komandan Kodim 0718/Pati, Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto, juga menyampaikan pesan serupa kepada para peserta aksi.

"Hidup Polri TNI dan hidup tertib. Kami akan mengawal kalian semua. Intinya harus aman. Bisa? Jangan sampai ada yang disusup-susupi, bisa?" tegasnya.

Meski aparat telah membubarkan massa secara paksa pada pukul 11.23 WIB, sebagian pengunjuk rasa belum sepenuhnya meninggalkan lokasi. Hingga pukul 12.30 WIB, masih terlihat kelompok massa berkumpul di titik-titik yang tidak terkena dampak langsung gas air mata.

Aksi protes ini dipicu oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Meskipun angka tersebut merupakan batas maksimum dan tidak berlaku bagi seluruh objek pajak — sebagian hanya mengalami kenaikan 50 persen — kebijakan ini tetap memicu ketidakpuasan publik.

Kemarahan warga semakin memuncak setelah Bupati Sudewo mengeluarkan pernyataan yang dinilai menyakiti hati masyarakat, yakni menyebutkan bahwa ia mempersilakan jika ada 5.000 hingga 50.000 orang yang hendak melakukan unjuk rasa.

Sebagai bentuk protes tambahan, warga menggelar aksi donasi dengan meletakkan kardus-kardus berisi air mineral kemasan di sepanjang trotoar depan Pendopo Kabupaten Pati.

Sumber: ANTARA

x|close