Ntvnews.id,
Ketua tim peneliti, Ali Akbar, dalam pernyataannya di Cianjur pada hari Selasa, 5 Agustus 2025, menyebutkan bahwa hingga saat ini mereka belum bisa mengidentifikasi secara pasti peradaban atau kerajaan mana yang mendirikan situs punden berundak tersebut. Meskipun begitu, tim telah menemukan beberapa pola pada batu, seperti bentuk tapak harimau dan kujang, yang diduga memiliki makna simbolis.
"Awalnya tim menduga lekukan di batu berasal dari tetesan air pohon yang mengikis permukaan batu dalam waktu lama, namun seiring pengamatan lebih lanjut, beberapa bentuk dinilai terlalu spesifik dan berpola seperti bentuk kujang dan tapak harimau," jelasnya.
Karena belum dapat memastikan asal-usul dari pola-pola tersebut, pihaknya telah mengundang ahli petrografi untuk melakukan kajian mendalam guna memastikan apakah bentuk-bentuk itu terbentuk secara alami atau merupakan hasil karya manusia dari masa lampau.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Rahasia Kekuatan Struktur Situs Gunung Padang
Ali menambahkan bahwa pola berupa garis atau alur memang bisa dijelaskan dari sudut pandang ilmu petrologi. Namun, untuk bentuk yang lebih khas seperti jejak kaki hewan, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah permukaan batu tersebut pernah dipahat, dikikis, atau benar-benar terbentuk oleh proses alamiah.
"Hasil diskusi awal bersama ahli geologi dan petrologi, beberapa lubang pada batuan diyakini terbentuk secara alami karena proses pendinginan lava yang menyisakan gelembung udara, namun untuk corak tertentu diperlukan kajian yang lebih mendalam,"
ujarnya.
Ali mengungkapkan bahwa salah satu hambatan terbesar dalam mengidentifikasi siapa pembuat situs tersebut adalah tidak adanya bukti tertulis, seperti prasasti atau dokumen sejarah, yang dapat dijadikan acuan. Hal ini membuat proses pelacakan menjadi jauh lebih rumit dan memerlukan analisis lebih menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu.
“Karena tidak ditemukan catatan tertulis, untuk sementara kami menyebutnya sebagai masyarakat pembuat Situs Gunung Padang, kemungkinan mereka adalah leluhur dari masyarakat yang tinggal sekarang, atau malah kelompok yang sama sekali berbeda,”
katanya.
Baca Juga: Tim Ahli Sertakan Warga dalam Penelitian Situs Gunung Padang
Ia juga menegaskan bahwa Situs Gunung Padang memang lebih tua dari kerajaan Sunda, tetapi siapa sebenarnya yang mendirikannya masih menjadi misteri. Bukan tidak mungkin bahwa sebelum masyarakat yang dikenal sekarang, kawasan itu sudah dihuni oleh kelompok masyarakat lain yang meninggalkan jejak budaya mereka di sana.
"Tapi tidak menutup kemungkinan bentuk yang unik dan berbeda dari lekukan alami biasa di atas batu tersebut hasil tangan manusia prasejarah, sehingga kami sudah mengundang ahli petrografi untuk melakukan riset langsung di lokasi," lanjut Ali.
(Sumber: Antara)
View this post on Instagram