20 Tentara Kamboja Masih Ditawan Thailand

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Jul 2025, 15:51
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Seorang wanita Kamboja menjaga anaknya di sebuah posko pengungsi di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, pada 29 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Van Pov Seorang wanita Kamboja menjaga anaknya di sebuah posko pengungsi di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, pada 29 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Van Pov (Antara)

Ntvnews.id, Bangkok - Pemerintah Kamboja meminta Thailand untuk segera memulangkan 20 tentaranya yang diklaim telah ditangkap hanya beberapa jam setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata guna mengakhiri bentrokan di wilayah perbatasan.

Gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja disepakati pada Selasa lalu, setelah lima hari pertempuran yang menewaskan sedikitnya 43 orang dari kedua belah pihak.

Dilansir dari AFP, Kamis, 31 Juli 2025, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menyampaikan bahwa proses negosiasi masih berlangsung terkait pembebasan 20 prajurit tersebut.

"Kami akan berupaya maksimal untuk melanjutkan dialog dengan otoritas Thailand agar seluruh prajurit kami bisa kembali ke tanah air dengan selamat dan secepatnya," kata Socheata dalam konferensi pers.

Baca Juga: Kamboja Bantah Tuduhan Pelanggaran Gencatan Senjata oleh Militer Thailand

"Kami meminta otoritas Thailand agar segera mengembalikan semua personel militer Kamboja," tambahnya.

Socheata menjelaskan bahwa penangkapan terhadap pasukan Kamboja terjadi pada pukul 07.50 pagi di hari Selasa, sekitar delapan jam setelah gencatan senjata diumumkan.

Sementara itu, pemerintah Thailand sebelumnya menyatakan pada Rabu, 30 Juli 2025 bahwa para tentara yang ditahan telah diperlakukan sesuai dengan ketentuan hukum internasional dan aturan militer, serta akan dipulangkan setelah situasi di perbatasan dinilai aman.

Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, turut menyerukan agar Thailand dan Kamboja mematuhi penuh kesepakatan gencatan senjata tersebut dan segera mengambil langkah konkret untuk membangun perdamaian dan kepercayaan antarnegara.

Baca Juga: Kamboja-Thailand Akhiri Konflik Perbatasan

“Kesepakatan penting ini harus ditegakkan sepenuhnya dan dijalankan dengan niat baik oleh kedua negara, sambil terus melanjutkan jalur diplomatik untuk menyelesaikan akar konflik,” tegasnya.

Sebelumnya, hampir 300.000 warga dilaporkan mengungsi akibat konflik bersenjata yang melibatkan jet tempur, roket, dan artileri berat di sepanjang garis perbatasan.

Pemerintah Thailand menyebut 15 prajurit dan 15 warga sipil mereka tewas, sedangkan Kamboja melaporkan delapan korban jiwa dari kalangan sipil serta lima tentara yang gugur.

Jumlah korban jiwa dalam konflik ini jauh melampaui eskalasi kekerasan perbatasan terakhir yang terjadi antara tahun 2008 hingga 2011, yang menewaskan 28 orang dalam pertempuran sporadis.

x|close