Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan niatnya untuk melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna menghentikan konflik bersenjata di Ukraina. Pernyataan ini muncul sehari setelah digelarnya perundingan langsung pertama antara Rusia dan Ukraina dalam lebih dari tiga tahun terakhir.
Dilansir dari AFP, Senin, 19 Mei 2025, Trump meminta agar Rusia memberlakukan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari. Ia juga mengonfirmasi bahwa dirinya akan menghubungi Putin pada hari Senin, 19 Mei 2025.
Pihak Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitri Peskov, menyampaikan kepada kantor berita TASS bahwa rencana komunikasi tersebut sedang disusun.
Sebelumnya, pada Sabtu, Kremlin menyatakan bahwa pertemuan langsung antara Presiden Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hanya dapat terlaksana jika telah tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak. Pernyataan itu muncul setelah perundingan hari Jumat yang menghasilkan kesepakatan baru terkait pertukaran tahanan.
Baca Juga: Trump Potong Lagi Anggaran ke Harvard
Sementara itu, situasi di Ukraina kembali memanas setelah serangan drone Rusia pada Sabtu dini hari menghantam sebuah minibus yang mengangkut warga sipil di wilayah Sumy, Ukraina Timur. Serangan tersebut menewaskan sembilan orang dan melukai lima lainnya.
Presiden Zelensky mengecam keras insiden itu dan kembali menuntut agar sanksi terhadap Rusia diperkuat, mengingat Moskow hingga kini masih menolak usulan gencatan senjata.
“Tanpa adanya sanksi yang lebih tegas dan tekanan yang meningkat terhadap Rusia, tidak akan tercipta proses diplomatik yang berarti,” ujar Zelensky.
Baca Juga: Trump Beberkan Bentuk Ancaman yang Cegah Perang-India Tidak Berlanjut, Apa Itu?
Pada Minggu pagi, otoritas wilayah Kyiv juga melaporkan adanya korban jiwa dalam serangan drone di distrik Obukhiv, di mana seorang wanita dilaporkan tewas. Kepala Administrasi Militer Kyiv, Mykola Kalashnyk, menyampaikan lewat Telegram bahwa seorang pria, seorang wanita, dan seorang anak berusia empat tahun mengalami luka-luka akibat serangan yang menyasar rumah warga.
Diketahui bahwa perundingan pertama antara delegasi Ukraina dan Rusia berlangsung pada Jumat, 16 Mei 2025 di Istanbul, dan menghasilkan kesepakatan pertukaran tahanan dengan jumlah sekitar 1.000 orang dari masing-masing pihak.
Menteri Pertahanan Ukraina sekaligus kepala delegasi negosiasi, Rustem Umerov, menyebut bahwa tahap berikutnya yang diharapkan adalah pertemuan langsung antara Presiden Zelensky dan Presiden Putin.