Ntvnews.id, Bangkok - Mengerikan! Seorang pria bersenjata menembak mati tiga orang, termasuk seorang anak-anak, di Thailand selatan yang selama ini dikenal rawan konflik separatis. Aparat kepolisian masih memburu pelaku penembakan tersebut.
Insiden penembakan terjadi di kawasan permukiman distrik Tak Bai, provinsi Narathiwat—salah satu dari tiga provinsi mayoritas Muslim di Thailand selatan yang telah lama dilanda konflik separatis.
Dilansir dari AFP, Senin 5 Mei 2025, polisi menyatakan bahwa tiga korban tewas, termasuk seorang gadis berusia sembilan tahun dan pria lanjut usia berumur 75 tahun.
“Satu korban meninggal di lokasi, sementara dua lainnya meninggal akibat luka-luka saat dirawat di rumah sakit,” jelas Watthana Thurarat, petugas kepolisian setempat, seraya menambahkan bahwa dua korban lain mengalami luka-luka.
Baca Juga: Penembakan Brutal di Kashmir India, 26 Orang Tewas
Pihak kepolisian menduga pelaku yang saat ini masih dalam pelarian memiliki kaitan dengan kelompok separatis, ungkap Watthana.
Wilayah selatan Thailand—khususnya Narathiwat, Pattani, dan Yala—sering mengalami kekerasan akibat gerakan separatisme yang menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sejak 2004, konflik di kawasan ini telah merenggut lebih dari 7.000 nyawa.
Meski demikian, penyerangan terhadap warga sipil di area pemukiman tergolong jarang terjadi, sebab serangan lebih sering menyasar aparat keamanan.
Baca Juga: Pemecatan 2 Prajurit TNI AD di Kasus Penembakan Polisi Tunggu Hasil Persidangan
Salah satu peristiwa penting yang pernah terjadi di Tak Bai adalah insiden tahun 2004, ketika aparat menembaki demonstran di depan kantor polisi, menyebabkan tujuh orang tewas di tempat.
Selanjutnya, sebanyak 78 orang lainnya meninggal karena sesak napas saat ditumpuk di truk militer setelah penangkapan—peristiwa yang dianggap sebagai pemicu utama eskalasi kekerasan di kawasan yang mayoritas penduduk Thailand-nya beragama Buddha.
Tahun lalu, pengadilan menolak kasus Tak Bai yang diajukan oleh keluarga korban terhadap tujuh petugas polisi, setelah masa berlaku hukum gugatan berakhir. Sejumlah analis menilai keputusan ini bisa memicu ketegangan baru di kawasan tersebut.