Menteri Ekraf Paparkan Capaian 2025, Ekonomi Kreatif Jadi Mesin Baru Pertumbuhan Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Des 2025, 14:23
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi (Ekraf) Teuku Riefky Harsya Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi (Ekraf) Teuku Riefky Harsya

Ntvnews.id, Jakarta - Sektor ekonomi kreatif Indonesia menunjukkan kinerja kuat sepanjang 2025 dan kian mengukuhkan perannya sebagai penggerak baru perekonomian nasional. Capaian ekspor, investasi, serta penyerapan tenaga kerja di sektor ini tercatat melampaui target yang telah ditetapkan.

Dalam acara Ekraf Annual Report (EAR) 2025, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa kebangkitan ekonomi kreatif merupakan hasil kolaborasi lintas pihak dan implementasi program akselerasi yang berjalan secara sistemik, sekaligus menjadi fondasi penting dalam mendukung visi pemerintahan.

“Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi, melainkan tambang baru yang tumbuh dari daerah dan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi. Data dan kolaborasi yang kuat akan memastikan kebijakan kami tepat sasaran dan berdampak luas,” ujarnya pada acara EAR 2025, di Thamrin Nine Ballroom, Senin, 22 Desember 2025.

Berdasarkan data kinerja yang dipaparkan dalam EAR 2025, nilai ekspor ekonomi kreatif pada periode Januari–Oktober 2025 mencapai 26,68 miliar dolar AS atau setara 11,96 persen dari total ekspor nonmigas nasional. Sementara itu, realisasi investasi hingga triwulan III 2025 tercatat sebesar Rp132,04 triliun atau mencapai 107 persen dari target RPJMN 2025. Dari sisi ketenagakerjaan, sektor ini mampu menyerap 27,4 juta tenaga kerja. Capaian tersebut sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang tertuang dalam Asta Cita ketiga dan kelima.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif pada 2024 sebesar Rp1.611,2 triliun atau setara 7,28 persen dari PDB nasional, melampaui pertumbuhan PDB nasional yang berada di angka 5,03 persen. Data ini menegaskan peran nyata ekonomi kreatif dalam struktur perekonomian Indonesia. Menteri Ekraf menilai momentum tersebut menjadi titik tolak untuk penguatan sektor ke depan.

Baca Juga: Penetapan KaTa Kreatif 2025, Menteri Ekraf Dorong Tiap Kota Punya Subsektor Unggulan

“Dalam kurun waktu setahun terakhir, Ekraf mencatatkan kemajuan kelembagaan dengan bertambahnya 19 provinsi dan puluhan kabupaten/kota yang membentuk dinas/komite ekraf. Selain itu, puluhan kerja sama strategis dengan mitra nasional dan internasional telah ditanda tangani. Angka-angka tersebut menjadi bukti ekonomi kreatif mampu menjadi mesin baru pertumbuhan yang di mulai dari darah dan tolok ukur implementasi Asta Ekraf kerangka strategi 8 klaster yang mengarahkan kebijakan dari aspek data, talenta, infrastruktur, hingga komersialisasi kekayaan intelektual,” ujar Menteri Ekraf.

Sepanjang 2025, Kementerian Ekonomi Kreatif telah menjalankan berbagai program untuk memperkuat perannya sebagai akselerator sekaligus perumus kebijakan. Program tersebut mencakup dialog kreatif Tekoteh (Temu Komunitas Talenta Ekraf), penyusunan Rencana Induk Ekonomi Kreatif (Rindekraf) 2026–2045, pengembangan Desa Kreatif, Emak-Emak Matic/GenMatic, hingga Wonder Voice of Indonesia. Seluruh inisiatif tersebut dirancang untuk memperkuat rantai nilai dari hulu ke hilir, membuka akses pasar global, serta meningkatkan kapasitas pelaku dan talenta lokal.

“Di tingkat global, kami terus memperkuat kerja sama internasional, salah satunya melalui MoU dengan Pemerintah Perancis, dalam kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia,” ujar Menteri Ekraf.

Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menilai para pegiat ekonomi kreatif Indonesia kini telah memperoleh pengakuan dunia. Oleh karena itu, kehadiran Kementerian Ekraf tidak hanya berfungsi sebagai regulator, tetapi juga sebagai fasilitator.

“Karena komitmen kita dari awal adalah mempergunakan produk lokal guna mendorong ekonomi kreatif. Dari semua hexahelix yang ada juga harus bareng-bareng mendorong karena produk ekonomi kreatif itu bukan hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara,” ungkap Wamen Ekraf.

Baca Juga: Kemenkum dan Gekrafs Satukan Langkah Perkuat Ekosistem Ekraf Berbasis Kekayaan Intelektual

Sebagai kementerian yang relatif baru, Kementerian Ekonomi Kreatif berhasil meraih predikat “Informatif” dalam penilaian Keterbukaan Informasi Publik dengan menempati peringkat ke-25 dari 86 kementerian dan lembaga, serta memperoleh Penghargaan Khusus sebagai Badan Publik Baru.

Tidak hanya itu, Kementerian Ekonomi Kreatif juga menempati peringkat kelima di antara kementerian baru atau hasil pemekaran dengan kategori “Informatif”. Penghargaan tersebut diberikan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) sebagai bentuk apresiasi atas percepatan keterbukaan informasi publik dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, serta komitmen dalam menyediakan layanan informasi publik.

Ragam Program Strategis Ekonomi Kreatif 2026

Ke depan, Kementerian Ekraf telah menyiapkan berbagai Program Strategis Ekonomi Kreatif 2026 yang menggambarkan arah kebijakan dan prioritas dalam memperkuat peran ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan nasional. Program-program tersebut disusun berbasis Indeks Kinerja Utama (IKU) yang mencakup empat pilar utama, yakni investasi ekonomi kreatif, nilai ekspor, tenaga kerja, dan laju pertumbuhan PDB sektor ekraf.

Untuk mendukung peningkatan investasi, Kementerian Ekraf menyiapkan sejumlah program penguatan, antara lain Ekraf Business Forum berskala internasional, penyelenggaraan World Conference on Creative Economy (WCCE) 2026 dengan partisipasi lebih dari 50 negara, komersialisasi kekayaan intelektual ekonomi kreatif, serta skema insentif bagi subsektor prioritas seperti film, gim, dan aplikasi. Program-program tersebut diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing global produk kreatif Indonesia.

acara Ekraf Annual Report (EAR) 2025 acara Ekraf Annual Report (EAR) 2025

Di sektor ekspor, strategi difokuskan pada Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) guna mendorong daya saing produk dari tingkat nasional menuju pasar global. Penguatan identitas merek dilakukan melalui program Creative by Indonesia, yang didukung Ekraf Hub sebagai platform digital kolaborasi pelaku ekraf, serta insentif bagi subsektor seperti fesyen, kriya, kuliner, dan penerbitan.

Penguatan tenaga kerja juga menjadi prioritas melalui peningkatan kapasitas talenta kreatif, antara lain lewat pelatihan digital marketing Gen Matic dan Emak Matic, pengembangan konten kreator ke level lanjutan, serta Kreasi Laboratorium (Kreatorium) untuk memperkuat ekosistem pekerja gig economy di kawasan perkotaan. Pendekatan ini menempatkan sumber daya manusia sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi kreatif.

Pada aspek pertumbuhan PDB jangka menengah dan panjang, pemerintah menyiapkan regulasi strategis melalui Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Ekonomi Kreatif 2026–2045.

Baca Juga: KemenEkraf Bersama UNCTAD Bahas Langkah Penguatan Fondasi Ekraf Nasional

Kebijakan tersebut diperkuat dengan program AKTIF untuk meningkatkan daya saing lokal menuju nasional, pengembangan Ruang Kreatif Merah Putih sebagai pusat aktivitas kreatif lintas pemangku kepentingan, serta Desa Kreatif untuk mengoptimalkan potensi berbasis kreativitas di daerah.

Kementerian Ekraf juga menyiapkan keterkaitan program ekonomi kreatif dengan berbagai prioritas nasional lintas kementerian dan lembaga, seperti Koperasi Desa Merah Putih, MBG, Sekolah Rakyat, dan Sekolah Garuda.

Sinergi tersebut menegaskan bahwa ekonomi kreatif tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian integral dari pembangunan nasional yang inklusif, berbasis inovasi, serta berorientasi pada penguatan ekonomi dari daerah. 

x|close