Menteri Bahlil Pastikan Keputusan Kilang Tuban Bulan ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Des 2025, 20:45
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan ketika ditemui di sela-sela acara “Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi” yang digelar di Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan ketika ditemui di sela-sela acara “Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi” yang digelar di Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan bahwa keputusan mengenai kelanjutan pembangunan Kilang Tuban akan diambil pada pertengahan Desember 2025, melibatkan Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

“Nanti di pertengahan bulan ini baru ada keputusan,” ujar Bahlil saat ditemui di sela-sela acara “Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi” yang digelar di Jakarta, Senin, 8 Desember 2025.

Saat ini, Pertamina dan Rosneft tengah berada pada tahap Final Investment Decision (FID) untuk Kilang Tuban. Keputusan dari FID nantinya akan menentukan apakah proyek tersebut dapat dilanjutkan atau terdapat alternatif rencana lainnya.

“Rosneft lagi lakukan pembahasan dengan Pertamina,” kata Bahlil.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa hingga kini Pertamina tetap menjalin kemitraan dengan Rosneft untuk pengembangan Kilang Tuban, meski menghadapi sanksi dari Amerika Serikat.

Sanksi itu diumumkan pada Rabu, 22 Oktober 2025, oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Ia mengumumkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil, menyerukan "gencatan senjata segera," dan menambahkan bahwa Gedung Putih siap mengambil langkah lebih lanjut jika diperlukan.

Pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia membatalkan pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Hongaria dengan alasan "rasanya tidak tepat bagi saya."

Baca Juga: Prabowo Puji Bahlil Usai Putar Video Ayahnya di HUT Ke-61 Golkar

Sejak dimulainya konflik Rusia-Ukraina pada Februari 2022, AS dan sekutunya telah memberlakukan beberapa putaran sanksi keuangan dan perdagangan terhadap Rusia, yang menargetkan sektor perbankan, industri pertahanan, dan ekspor energi.

Kirill Dmitriev, utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin untuk investasi dan kerja sama ekonomi, dijadwalkan bertemu dengan Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, pada Sabtu, 13 Desember 2025, di Miami, Florida, menurut media AS.

Pertemuan ini berlangsung beberapa hari setelah Trump membatalkan rencana pertemuannya dengan Putin di Budapest, Hongaria, dan Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil, dua produsen minyak terbesar Rusia, untuk mendorong tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.

Dmitriev menyatakan melalui platform X bahwa kunjungannya "telah direncanakan sejak lama berdasarkan undangan dari pihak AS." Ia menekankan bahwa sanksi, yang pertama kali diterapkan selama masa jabatan kedua Trump, tidak akan menjadi masalah besar bagi Rusia, meskipun dapat mendorong kenaikan harga bensin di AS. Dmitriev juga menegaskan kembali sikap Putin bahwa Rusia tidak akan menyerah pada tekanan.

Baca Juga: Prabowo Puji Bahlil: Pintar Menarik Hati

(Sumber: Antara) 

x|close