Rusia Blokir Snapchat dan Batasi Panggilan FaceTime

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Des 2025, 21:15
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Logo aplikasi Snapchat. ANTARA/REUTERS/DADO RUVIC. Arsip foto - Logo aplikasi Snapchat. ANTARA/REUTERS/DADO RUVIC. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Rusia kembali memperluas pembatasan akses digital dengan memblokir aplikasi Snapchat dan membatasi layanan panggilan video FaceTime milik Apple. Langkah tersebut, sebagaimana dilaporkan media pemerintah dan regulator komunikasi setempat, menjadi bagian dari kebijakan penguatan kontrol negara terhadap internet dan komunikasi daring.

Mengutip laporan The Guardian pada Kamis, 4 Desember 2025, badan pengawas komunikasi Rusia, Roskomnadzor, menyatakan bahwa kedua platform itu dianggap telah dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas yang dikategorikan berbahaya bagi keamanan nasional.

Menurut mereka, Snapchat dan layanan panggilan FaceTime digunakan “untuk mengorganisasi dan melakukan aktivitas terorisme, merekrut pelaku kejahatan, serta melakukan penipuan dan tindak kriminal lain terhadap warga Rusia”.

Roskomnadzor mengungkapkan bahwa meskipun baru dipublikasikan pekan ini, langkah pemblokiran Snapchat sudah diberlakukan sejak 10 Oktober.

Kebijakan terbaru ini muncul setelah berbagai platform besar sebelumnya telah dikenai pembatasan. YouTube milik Google, WhatsApp dan Instagram milik Meta, serta Telegram, yang didirikan oleh warga kelahiran Rusia, telah mendapatkan hambatan akses di negara tersebut.

Pada musim panas tahun ini, pemerintah Rusia juga sempat memutus jaringan internet seluler secara luas. Tindakan itu, menurut pejabat mereka, dilakukan untuk menghalangi serangan pesawat tak berawak Ukraina. Selama pemutusan itu berlangsung, beberapa daerah menerapkan sistem “daftar putih” atau whitelist, yang memungkinkan hanya situs tertentu saja tetap dapat diakses publik.

Baca Juga: Rusia Blokir Roblox karena Dinilai Sebarkan Konten LGBTQ

Pembatasan serupa juga menyasar layanan pesan instan. Signal dan Viber turut diblokir pada 2024, sementara panggilan melalui WhatsApp dan Telegram juga dilaporkan dilarang sepanjang tahun ini. Roskomnadzor menegaskan bahwa kebijakan tersebut diambil karena kedua aplikasi itu dipandang digunakan untuk kegiatan kriminal.

Di sisi lain, pemerintah Rusia mendorong penggunaan aplikasi pesan lokal bernama Max—yang menurut para pengkritik membuka peluang penyerahan data pengguna kepada aparat bila diminta.

Selain media sosial dan aplikasi pesan, pemerintah Rusia juga menambah daftar platform yang diblokir dengan menutup akses ke layanan gim daring Roblox, dengan alasan perlindungan anak dari konten ilegal serta kejahatan seksual.

Pakar keamanan siber dari kelompok hak digital Net Freedom, Stanislav Seleznev, menjelaskan bahwa undang-undang di Rusia mengategorikan seluruh layanan yang memungkinkan pertukaran pesan sebagai “penyelenggara penyebaran informasi”. Status tersebut mewajibkan platform memiliki akun terdaftar di Roskomnadzor agar dapat merespons permintaan resmi dan memberikan akses kepada aparat keamanan untuk memantau akun pengguna.

Seleznev menegaskan bahwa platform yang tidak memenuhi kewajiban tersebut dianggap melanggar dan berpotensi diblokir oleh pemerintah. Ia memperkirakan jutaan warga Rusia kini bergantung pada FaceTime setelah panggilan WhatsApp dan Telegram dibatasi, dan memperingatkan bahwa layanan lain yang tidak mengikuti aturan juga dapat mengalami pemblokiran serupa.

(Sumber: Antara)

x|close