BPS: Nikel Hingga Besi-Baja Dorong Surplus Perdagangan Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Des 2025, 14:21
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 1 Desember 2025. ANTARA/Muzdaffar Fauzan. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 1 Desember 2025. ANTARA/Muzdaffar Fauzan. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sejumlah komoditas, mulai dari lemak serta minyak hewani/nabati, bahan bakar minyak (BBM), besi dan baja, produk nikel, hingga alas kaki, menjadi penyumbang terbesar terhadap surplus neraca dagang Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2025.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengungkapkan bahwa komoditas lemak dan minyak hewani/nabati memberikan nilai surplus sebesar 28,12 miliar dolar AS. Sementara itu, BBM menyumbang 22,59 miliar dolar AS, diikuti besi dan baja dengan 15,79 miliar dolar AS, produk nikel senilai 7,39 miliar dolar AS, serta alas kaki yang mencatatkan 5,47 miliar dolar AS.

Secara keseluruhan, neraca dagang Indonesia untuk periode Januari–Oktober 2025 mencatat surplus 35,88 miliar dolar AS, meningkat 10,98 miliar dolar AS secara tahunan (year-on-year).

Baca Juga: Kepala BPS RI Apresiasi Perkembangan Nusantara TV dan Dorong Kolaborasi

“Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus sepanjang Januari–Oktober 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 51,51 miliar dolar AS, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 15,63 miliar dolar AS,” ujarnya.

Pudji memaparkan bahwa total ekspor Indonesia selama sepuluh bulan pertama 2025 mencapai 234,04 miliar dolar AS, atau naik 6,96 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 218,82 miliar dolar AS. Tiga negara tujuan ekspor terbesar tetap diisi oleh China, Amerika Serikat, dan India, yang secara gabungan menyumbang 41,84 persen ekspor nonmigas. Ekspor ke China tercatat 52,45 miliar dolar AS (23,51 persen), Amerika Serikat 25,56 miliar dolar AS (11,46 persen), dan India 15,32 miliar dolar AS (6,87 persen).

Ekspor Indonesia ke China didorong terutama oleh besi dan baja, BBM, serta produk nikel, sedangkan pengiriman ke Amerika Serikat didominasi mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian rajut beserta aksesori, dan alas kaki.

Baca Juga: BPS: Neraca Perdagangan Surplus 35,88 Miliar Dolar

Sementara itu, nilai impor Indonesia sepanjang Januari–Oktober 2025 mencapai 198,16 miliar dolar AS, atau meningkat 2,19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Impor nonmigas masih mendominasi dengan nilai 171,61 miliar dolar AS, tumbuh 4,95 persen, sedangkan impor migas turun 12,67 persen menjadi 26,56 miliar dolar AS. Dari sisi penggunaannya, lonjakan terbesar terjadi pada impor barang modal, yang mencapai 40,55 miliar dolar AS atau naik 18,67 persen secara tahunan.

Pada periode tersebut, China tercatat sebagai negara asal impor nonmigas terbesar bagi Indonesia dengan nilai 70,19 miliar dolar AS (40,9 persen), disusul Jepang dengan 12,17 miliar dolar AS (7,09 persen), dan Amerika Serikat sebesar 8,17 miliar dolar AS (4,76 persen). 

(Sumber: Antara)

x|close