BPS: Neraca Perdagangan Surplus 35,88 Miliar Dolar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Des 2025, 13:50
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan konferensi pers di Jakarta, Senin (1/12/2025). Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan konferensi pers di Jakarta, Senin (1/12/2025). (ANTARA/Muzdaffar Fauzan)

Ntvnews.id, Jakarta - Kinerja perdagangan luar negeri Indonesia terus memberi sinyal ketahanan ekonomi yang solid hingga menjelang penutupan tahun 2025. Selama periode Januari–Oktober 2025, neraca perdagangan mencatat surplus US$35,88 miliar, atau bertambah sekitar US$10,98 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Capaian tersebut juga memperpanjang rekor surplus menjadi 66 bulan berturut-turut, menunjukkan daya saing ekspor Indonesia tetap kuat meski ketidakpastian global masih berlangsung.

“Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus sepanjang Januari–Oktober 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar US$51,51 miliar, sementara komoditas migas masih mengalami defisit US$15,63 miliar,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Jakarta, Senin 1 Desember 2025.

Ekspor nasional tumbuh mengesankan, mendekati 7 persen secara tahunan. Dorongan utama berasal dari sektor industri pengolahan yang membukukan nilai ekspor US$187,82 miliar atau naik 15,75 persen. Tiga negara tujuan ekspor terbesar tetap ditempati Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.

Baca Juga: Rano Karno Tegaskan Pentingnya P3DN Perkuat Kemandirian dan Ketahanan Ekonomi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Amalia Adininggar Widyasanti menerima Anugerah Bakti Nusantara 2025 yang diserahkan oleh Direktur Nusantara Randy Monthonaro Tampubolon Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Amalia Adininggar Widyasanti menerima Anugerah Bakti Nusantara 2025 yang diserahkan oleh Direktur Nusantara Randy Monthonaro Tampubolon

Ketiga negara tersebut menyumbang sekitar 41,84 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia sepanjang Januari–Oktober 2025. Tiongkok masih menjadi pasar terbesar dengan nilai ekspor mencapai US$52,45 miliar (23,51 persen), disusul Amerika Serikat US$25,56 miliar (11,46 persen), serta India US$15,32 miliar (6,87 persen).

Di sisi lain, impor juga meningkat, meskipun pertumbuhannya lebih lambat. Pada periode yang sama, impor naik 2,19 persen dengan kenaikan terbesar pada kelompok barang modal—indikasi bahwa aktivitas investasi dan produksi dalam negeri masih terus bergerak.

Kombinasi antara kenaikan ekspor dan meningkatnya impor barang modal memberikan sinyal positif bagi prospek ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan barang modal biasanya mencerminkan ekspansi produksi di sektor industri dan manufaktur, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.

 

(Sumber : Antara)

 

 

x|close