Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa berbagai langkah strategis terus dioptimalkan untuk menjaga kelancaran suplai BBM di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa upaya ini dilakukan menyusul tertundanya proses sandar dua kapal pengangkut BBM yang sejak 23 November 2025 belum dapat melakukan bongkar muat akibat cuaca ekstrem di perairan Belawan, Medan, Sumut.
"Selama tiga hari terakhir, kondisi gelombang tinggi dan angin kencang di area Single Point Mooring (SPM) Belawan menyebabkan dua kapal yang membawa pasokan Pertalite dan Biosolar belum dapat sandar, meskipun secara posisi keduanya sudah berada di titik siap sandar," ujarnya.
Ia menekankan bahwa proses tetap tidak dapat dilakukan karena keselamatan operasional menjadi prioritas utama ketika cuaca berada dalam kategori tidak aman.
Roberth menambahkan bahwa Pertamina Patra Niaga telah mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan cepat untuk memastikan distribusi energi kepada masyarakat tetap berjalan lancar.
"Kami melakukan pemantauan intensif dan penyesuaian pola suplai sesuai kondisi di lapangan, termasuk koordinasi erat dengan pemerintah daerah, aparat, serta pihak penanganan kebencanaan," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak panik serta membeli BBM dan LPG sesuai kebutuhan. "Kami memastikan seluruh langkah percepatan terus dilakukan, dan suplai diharapkan akan segera kembali normal begitu kondisi cuaca memadai untuk proses sandar," tambahnya.
Baca Juga: Shell Sepakat Beli 100 Ribu Barel BBM Murni dari Pertamina
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, menyatakan bahwa percepatan mitigasi terus dilakukan demi menjaga kelancaran distribusi BBM.
"Pertamina melakukan segala upaya yang diperlukan untuk memastikan suplai tetap aman. Kami telah menyiapkan alih suplai dari fuel terminal terdekat serta meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Saat ini, tantangan terbesar adalah kondisi cuaca ekstrem yang membuat proses sandar belum dapat dilakukan," ungkapnya.
Sebagai bagian dari mitigasi, Pertamina telah melakukan alih suplai (RAE) Pertalite dan Biosolar dari IT Lhokseumawe, FT Siantar, serta IT Dumai. Mereka juga menerapkan skema prioritas penyaluran untuk memastikan SPBU dengan kategori stok kritis tetap terlayani. Produk alternatif seperti Pertamax dan Pertamina Dex turut dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat selama proses pemulihan suplai. Pertamina juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat agar situasi di lapangan tetap kondusif.
Jika kondisi cuaca membaik dan proses sandar bisa dilakukan, penyaluran Biosolar diperkirakan kembali normal pada Rabu 26 November 2025 malam, sementara Pertalite menyusul pada Kamis. Fahrougi meminta masyarakat untuk tetap tenang, membeli BBM dan LPG sesuai kebutuhan, serta meningkatkan kewaspadaan saat melintas di jalur yang masih dalam penanganan. Ia menambahkan bahwa aduan dapat disampaikan melalui Pertamina Contact Center 135.
"Pertamina Patra Niaga akan terus mengawal kondisi suplai energi hingga situasi di lokasi terdampak kembali normal sepenuhnya," ujarnya.
(Sumber : Antara)
Truk tangki BBM. ANTARA/HO-PT Pertamina Patra Niaga (Antara)