IHSG Dibuka Menguat ke 8.427, Rupiah Melemah Rp16.749 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Nov 2025, 10:31
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Seorang pekerja melihat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (28/6/2024). Seorang pekerja melihat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (28/6/2024). (ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 18 November 2025 berpotensi bergerak mendatar seiring ekspektasi Bank Indonesia akan menahan tingkat suku bunga acuannya.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 10,52 poin atau 0,12 persen ke posisi 8.427,40.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,16 poin atau 0,02 persen ke posisi 850,08.

"Kecenderungan pelemahan Rupiah diperkirakan akan membuat Bank Indonesia (BI) berpotensi masih mempertahankan BI-Rate tetap pada level 4,75 persen," ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya.

Baca juga: Dana BUMDes di Cianjur Senilai Rp204 Juta Raib, Diduga Dipakai Investasi Saham

Kurs Rupiah mengalami tekanan imbas dari menguatnya indeks dolar Amerika Serikat (AS) akibat komentar pejabat The Fed yang cenderung hawkish.

Komentar pejabat The Fed tersebut melemahkan harapan akan penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) pada Desember 2025.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang lebih dari 40 persen atas penurunan FFR sebesar 25 bps pada Desember 2025, atau turun dari 60 persen.

Seiring dengan itu, pelemahan kurs Rupiah diperkirakan akan membuat BI akan mempertahankan BI Rate dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 November 2025 pekan ini.

Di sisi lain, pemerintah telah menambah dana pemerintah di bank, yaitu masing-masing sebesar Rp25 triliun ditempatkan di Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI, serta sebesar Rp1 triliun di Bank Jakarta.

Dari kawasan Asia, pelaku pasar mencermati meningkatnya ketegangan politik antara China dan Jepang, setelah China memperingatkan warganya tentang rencana perjalanan dan studi di Jepang.

Kementerian Pendidikan China menyatakan meningkatnya risiko keselamatan bagi warga negara China di Jepang.

Baca juga: Usai Jual, Handi Sutanto Kembali Borong Saham Antam di Harga Rp2.940

Pada perdagangan Senin (17/11), bursa saham Eropa ditutup kompak melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,85 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,24 persen, indeks DAX Jerman melemah 1,20 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,63 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup kompak melemah pada Senin (17/11), diantaranya indeks Dow Jones melemah 1,18 persen ke 46.590,24, indeks S&P 500 melemah 0,92 persen ke 6.672,41, serta Nasdaq melemah 0,83 persen ke 24.799,92.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 993,41 poin atau 1,98 persen ke 49.330,00, indeks Shanghai melemah 12,26 poin atau 0,30 persen ke 3.960,78, indeks Hang Seng melemah 277,28 poin atau 1,06 persen ke 26.703,55, dan indeks Strait Times melemah 7,14 poin atau 0,15 persen ke 4.536,35.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa 18 November 2025 di Jakarta melemah sebesar 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.749 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.736 per dolar AS.

x|close