Purbaya: Permintaan Domestik Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Nov 2025, 14:58
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dan Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung menghadiri Rapat Kerja Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin, 3 November 2025. ANTARA/Aji Cakti. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dan Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung menghadiri Rapat Kerja Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin, 3 November 2025. ANTARA/Aji Cakti. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa kekuatan permintaan atau demand domestik merupakan faktor paling penting dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Kekuatan domestik demand kita sekitar 90 persen, sedangkan global hanya pengaruhnya sekitar 10 persen. Kalau ekspor mungkin 20 persen. Let's say 20 persen, jadi kita masih 80 persen menguasai arah ekonomi kita,” ujar Purbaya dalam Rapat Kerja bersama Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin, 3 November 2025.

Menurutnya, meskipun kondisi perekonomian dunia sering kali digambarkan tidak menentu, Indonesia tetap memiliki kendali besar terhadap arah ekonominya karena didukung oleh pasar domestik yang kuat.

“Kalau melihat perekonomian global, maka sering mendengar ekonomi global hancur dari beberapa tahun yang lalu,” kata Purbaya. Ia menambahkan bahwa kekhawatiran terhadap resesi global selalu muncul setiap tahun karena ketidakpastian dunia merupakan hal yang tidak bisa dihindari.

Baca Juga: Purbaya: Saya Akan Naikkan Pajak Jika Ekonomi Tumbuh di Atas 6 Persen

“Selama 25 tahun saya menjadi ekonom, selalu menghadapi hal itu. Jadi yang paling pintar, yang paling bagus bagi kita adalah menentukan kebijakan dalam negeri yang baik. Sehingga walaupun ekonomi global gonjang-ganjing, kita tidak peduli,” ujarnya.

Purbaya menegaskan bahwa kebijakan ekonomi nasional tetap menjadi faktor penentu, karena sekitar 80 persen aktivitas ekonomi Indonesia ditopang oleh pasar dalam negeri.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global sebenarnya tidak seburuk yang banyak diperkirakan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke Tempat Penimbunan Pabean di Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat 31 Oktober 2025. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke Tempat Penimbunan Pabean di Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat 31 Oktober 2025.

Baca Juga: Purbaya: Kalau Saya Menteri Keuangannya, Masa Depan Indonesia Cerah

“Bank Dunia (World Bank) proyeksi pertumbuhan global pada tahun 2025 masih tumbuh 2,3 persen, dan tahun depan diproyeksikan akan lebih baik 2,4 persen,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa saat ini likuiditas di pasar global cenderung lebih longgar, sehingga memberi ruang gerak lebih besar bagi perekonomian.

Selain itu, Purbaya menekankan bahwa penguatan industri pengolahan atau manufaktur menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengalaman negara-negara maju seperti Korea Selatan dan China, transformasi ekonomi dari sektor pertanian menuju manufaktur terbukti mampu mempercepat kemajuan ekonomi.

“Intinya adalah melakukan transformasi ekonomi. Sejumlah negara melakukan transformasi ekonomi dari agriculture based menuju manufacturing based, dan kemudian ke service based. Negara seperti China, Korsel, dan Jerman konsisten mengelola basis manufaktur mereka,” ujar Purbaya.

(Sumber: Antara)

x|close