Amazon Mau Gantikan 600 Ribu Pekerja dengan Robot pada 2033

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Okt 2025, 19:48
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Logo Amazon yang berlokasi di Warrington, Inggris. Ilustrasi - Logo Amazon yang berlokasi di Warrington, Inggris. (ANTARA)

Ntvnews.id, Makassar - Amazon dilaporkan tengah mempercepat rencana otomatisasi besar-besaran yang berpotensi menggantikan hingga 600 ribu tenaga kerja di Amerika Serikat pada tahun 2033. Langkah ini dilakukan seiring peningkatan efisiensi dan pertumbuhan volume penjualan perusahaan dalam satu dekade mendatang. 

Perusahaan perdagangan elektronik Amazon dilaporkan mempercepat implementasi teknologi otomatisasi yang memungkinkan pengurangan lebih dari setengah juta pekerja di Amerika Serikat.

Menurut laporan The Verge yang dikutip di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025 proses otomatisasi tersebut diperkirakan dapat menggantikan lebih dari 600.000 posisi kerja hingga tahun 2033, meskipun volume penjualan Amazon diproyeksikan meningkat dua kali lipat dalam periode yang sama.

Baca Juga: Daftar 48 Perusahaan Besar Dunia Disebut Terlibat Genosida Israel di Palestina, Mulai dari Amazon hingga IBM

Dokumen internal yang diperoleh The New York Times menunjukkan bahwa tim robotika Amazon menargetkan otomatisasi terhadap 75 persen operasi perusahaan. Rencana ini diperkirakan akan menghapus sekitar 160.000 posisi kerja di Amerika Serikat pada 2027, dengan potensi penghematan sekitar 30 sen untuk setiap produk yang diproses dan dikirim ke pelanggan. Total efisiensi dari upaya otomatisasi ini diproyeksikan mencapai 12,6 miliar dolar AS selama periode 2025–2027.

Masih menurut laporan tersebut, Amazon juga tengah menyiapkan strategi komunikasi publik untuk meminimalkan dampak negatif dari rencana otomatisasi besar-besaran ini.

Perusahaan disebut mempertimbangkan untuk menghindari penggunaan istilah seperti “otomatisasi” atau “kecerdasan buatan (AI)” dan menggantinya dengan istilah yang lebih netral seperti “teknologi canggih” atau “cobot,” yakni robot yang bekerja berdampingan dengan manusia.

Juru bicara Amazon, Kelly Nantel, menegaskan bahwa dokumen yang bocor tersebut hanya mencerminkan pandangan dari satu tim internal dan tidak mewakili keseluruhan strategi perekrutan perusahaan.

“Dokumen yang bocor sering kali memberikan gambaran yang tidak lengkap dan menyesatkan. Saat ini kami masih aktif merekrut di berbagai fasilitas operasional di seluruh AS, termasuk rencana membuka 250.000 posisi menjelang musim liburan,” kata Kelly.

Baca Juga: Polisi Buru Sopir Brio yang Kabur Usai Isi Bensin di Ciputat

Amazon juga membantah bahwa para eksekutifnya dilarang menggunakan istilah tertentu saat membahas robotika, serta menegaskan bahwa keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial masyarakat tidak berkaitan dengan proyek otomatisasi ini.

Sementara itu, penerima Nobel Ekonomi tahun lalu, Daron Acemoglu, menilai langkah Amazon ini bisa menjadi titik balik dalam industri tenaga kerja global. Ia berpendapat bahwa tidak ada perusahaan lain yang memiliki insentif sebesar Amazon untuk mengembangkan otomatisasi yang menguntungkan.

“Jika Amazon berhasil mencapainya, perusahaan ini, yang sebelumnya merupakan salah satu pemberi kerja terbesar di AS, bisa berubah menjadi penghancur lapangan kerja berskala besar,” ujarnya.

Baca Juga: Viral KRL Kebanjiran sampai Airnya Masuk ke Dalam, KCI Bilang Gini

(Sumber: Antara)

x|close