Purbaya Nilai Danantara Mampu Lunasi Utang KCIC Tanpa Gunakan APBN

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Okt 2025, 21:42
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa usia menghadiri Rapat Dewan Pengawas Danantara, di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2025. ANTARA/Bayu Saputra Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa usia menghadiri Rapat Dewan Pengawas Danantara, di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2025. ANTARA/Bayu Saputra (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai bahwa PT Danantara memiliki kapasitas finansial yang memadai untuk melunasi utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh tanpa perlu mengandalkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menurutnya, CEO Danantara Rosan Roeslani saat ini masih melakukan kajian teknis untuk menentukan skema penyelesaian utang yang paling tepat.

“Mereka (Danantara) akan mengajukan usulannya kepada kami. Kita tunggu hasil studinya seperti apa. Tapi yang jelas, saya sempat tanya ke beliau (Rosan), apakah di klausulnya disebut yang membayar harus pemerintah? Setahu saya, pihak CDB (China Development Bank) hanya menekankan agar struktur pembayarannya jelas. Jadi, seharusnya tidak ada masalah,” ujar Purbaya usai menghadiri Rapat Dewan Pengawas Danantara di Wisma Danantara, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

Purbaya menjelaskan bahwa kemampuan finansial Danantara cukup kuat karena perusahaan tersebut memperoleh pendapatan signifikan dari dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Sudah saya sampaikan, Danantara menerima dividen dari BUMN hampir Rp80 triliun hingga Rp90 triliun. Itu cukup untuk menutupi sekitar Rp2 triliun pembayaran bunga tahunan untuk KCIC,” katanya. Ia menambahkan bahwa nilai dividen itu juga berpotensi meningkat setiap tahun.

Baca Juga: Diminta DPR Setop Komentari Kementerian Lain, Menkeu Purbaya: Saya Berkepentingan Anggaran Saya Terserap

Pemerintah sebelumnya telah mengalihkan seluruh dividen BUMN yang semula masuk ke kas negara untuk dikelola langsung oleh Danantara. Dengan skema tersebut, Menkeu menilai Danantara kini memiliki kemampuan lebih besar untuk menangani pembayaran utang KCIC.

“Ketika sudah dipisahkan dan seluruh dividen masuk ke Danantara, maka Danantara cukup mampu untuk membayar itu. Jadi bukan tidak dibayar, tetapi dibayar oleh Danantara, bukan APBN. Arahnya memang ke sana,” ujar Purbaya di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta.

Sebagai informasi, total investasi proyek KCIC mencapai sekitar 7,27 miliar dolar AS atau setara Rp120,38 triliun. Sekitar 75 persen dari pembiayaan proyek tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun. Hingga kini, terdapat dua opsi penyelesaian utang yang tengah dikaji, yakni pelimpahan kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Namun, pemerintah lebih mendorong agar Danantara mengambil peran utama dalam penyelesaian pembayaran tersebut.

(Sumber: Antara)

x|close