Airlangga: Dana Rp200 Triliun Harus Aktifkan Kredit dan Sektor Riil

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Okt 2025, 16:32
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi paparan di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi paparan di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan produktivitas nasional melalui penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun di lima bank umum.

“Kami berharap untuk para banker ini agar undisbursed loan (kredit menganggur) didorong agar para pengusaha bisa untuk merealisasikan proyek,” kata Airlangga di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.

Ia menjelaskan, nilai kredit yang belum tersalurkan atau undisbursed loan mencapai sekitar Rp2.300 triliun hingga September 2025. Menurutnya, dana sebesar itu seharusnya dapat mendorong aktivitas sektor riil apabila segera digerakkan.

“Maka, kalau undisbursed loan ini bisa dipacu untuk masuk ke sektor riil, ini sebuah angka yang besar juga,” ujarnya.

Airlangga menegaskan, penempatan dana pemerintah di perbankan tidak hanya bertujuan memperkuat likuiditas, tetapi juga mengaktifkan kembali fungsi intermediasi agar perbankan lebih agresif menyalurkan kredit.

Baca Juga: B50 Masuki Tahap Uji Jalan, Menko Airlangga Targetkan Implementasi 2026

Dana sebesar Rp200 triliun itu ditempatkan di lima bank: Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri masing-masing Rp55 triliun; Bank Tabungan Negara (BTN) Rp25 triliun; serta Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.

“Artinya Rp200 triliun ini supaya para bankir bangun. Tadinya sudah menghitung bonus, tapi sekarang harus putar otak bagaimana dalam tiga bulan cost of fund-nya bisa lebih rendah, agar uang ini bekerja,” ujar Airlangga.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut baik langkah Kementerian Keuangan yang menempatkan dana tersebut karena dapat memperkuat injeksi likuiditas yang selama ini dilakukan bank sentral.

Ia menyebut, BI terus memperluas likuiditas moneter antara lain melalui penurunan posisi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dari Rp916,97 triliun pada awal 2025 menjadi Rp716,62 triliun per 15 September 2025.

Selain itu, BI juga membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp217,10 triliun hingga pertengahan September 2025 serta menyalurkan insentif likuiditas makroprudensial sebesar Rp384 triliun bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas.

(Sumber: Antara) 

x|close