IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Melemah Rp16.674 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 10:06
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
IHSG (Antara) IHSG (Antara)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu 1 Oktober 2025 bergerak menguat di tengah pelaku pasar mencermati data inflasi dan manufaktur Indonesia periode September 2025.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 8,88 poin atau 0,11 persen ke posisi 8.069,94.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,41 poin atau 0,18 persen ke posisi 792,57.

"IHSG berpotensi teknikal rebound hari ini, jika kuat bertahan di support 8.000,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam kajiannya.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data-data ekonomi domestik, di antaranya data inflasi dan purchasing managers' index (PMI) Manufaktur periode September 2025, serta data neraca perdagangan periode Agustus 2025.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Pecah Rekor, 1 Gram Tembus Rp2.237.000

Pada Agustus 2025 tercatat deflasi 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dengan inflasi tahunan 2,31 persen (year-on-year/yoy), dan data PMI Manufaktur Agustus 2025 di level 51,5, sementara neraca perdagangan tercatat surplus 23,65 miliar dolar AS pada Juli 2025.

Dari mancanegara, pemerintah federal Amerika Serikat (AS) diperkirakan kehabisan pendanaan. Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ada yang tidak terelakkan, namun kemungkinan shutdown (penutupan) tetap besar.

Ketua DPR AS Mike Johnson yang berasal dari Partai Republik, menyatakan skeptis bahwa kesepakatan dapat tercapai tepat waktu. Dirinya menyebut keputusan ada di tangan pimpinan minoritas Senat Chuck Schumer dan pimpinan minoritas DPR Hakeem Jeffries (keduanya dari Partai Demokrat).

Sementara itu, Jeffries justru menuding Partai Republik sebagai pihak yang bertanggung jawab apabila shutdownpemerintah AS benar-benar terjadi.

Departemen Tenaga Kerja AS menegaskan, apabila shutdown pemerintah terjadi, laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls (NFP) September 2025 yang dijadwalkan Jumat (3/10), tidak akan dirilis.

Pada perdagangan Selasa (30/9), bursa saham Eropa ditutup menguat, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,36 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,54 persen, indeks DAX Jerman naik 0,57 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,19 persen.

Baca juga: Harga Emas di Pegadaian 1 Oktober 2025: Galeri24 dan Antam Naik, UBS Turun

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup menguat pada perdagangan Selasa (30/9), di antaranya Dow Jones menguat 0,18 persen ke posisi 46.397,29, indeks S&P 500 menguat 0,41 persen ke posisi 6.688,70, dan Nasdaq menguat 0,30 persen ke posisi 22.660,85.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 466,49 poin atau 1,10 persen ke 44.456,00, indeks Shanghai menguat 20,25 poin atau 0,52 persen ke 3.882,78, indeks Hang Seng menguat 232,68 poin atau 0,87 persen ke 26.855,50, dan indeks Strait Times menguat 23,81 poin atau 0,55 persen ke 4.323,39.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu (1/10) di Jakarta melemah sebesar 9 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.674 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.665 per dolar AS.

x|close