Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon, menilai Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, perlu mengantisipasi sejumlah hal strategis untuk menjaga arah pembangunan ekonomi Indonesia.
Dalam program Dialog Prime Nusantara TV bertajuk Arah Ekonomi di Tangan Menteri Keuangan Baru, Kamis malam, 11 September 2025, Nurdin menekankan pentingnya fokus pada sektor prioritas yang sudah digariskan Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita.
"Yang harus diantisipasi adalah fokus daripada sektor yang akan ditangani. Saya kira apa yang telah dicanangkan di Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, ya itu investasi untuk MBG, untuk meningkatkan SDM kita, tenaga kerja kita, kita harapkan nantinya itu akan tumbuh dengan baik," ujar Nurdin.
Ia menyoroti program Koperasi Desa Merah Putih sebagai salah satu instrumen penting untuk mendorong pertumbuhan dari akar rumput. Menurutnya, pembangunan harus dimulai dari desa.
"Desa kita itu ada sekitar 85.000 desa di seluruh Indonesia. Jadi kalau koperasi-koperasi ini sama dengan investasi itu, itu bisa dikelola dengan benar, diawasi dan betul-betul fokus memproduksi barang dan jasa dari SDA yang ada di desa itu, ini akan tumbuh," katanya.
Selain desa, sektor pertanian juga disebut sebagai fondasi ekonomi yang tidak boleh diabaikan. Nurdin menyebut capaian swasembada pangan yang sudah diraih pemerintah menjadi kabar baik, tetapi perlu diperkuat dengan investasi tambahan.
"Apabila ditambah investasi kepada perluasan lahan, katakanlah dengan beras, dengan kedelai, dan juga barang-barang yang masih kita impor, substitusi impor kita, kita tanam di Indonesia, kita akan berkembang," jelasnya.
Baca Juga: Nurdin Tampubolon Sebut Sinergi Swasta dan Pemerintah Jadi Penentu Keberhasilan Strategi Menkeu Baru
Nurdin menekankan, jika kebutuhan pangan nasional tercukupi dan bahkan surplus, maka stabilitas dasar masyarakat akan terjamin.
"Kalau pertanian kita sudah surplus, manusia kita Indonesia yang 280 juta sudah bisa makan, mereka sudah bisa terkoordinir dan terjaga kebutuhan dasarnya, sandang, pangan, papan. Itu dulu kita perbaiki kalau menurut saya," imbuhnya.
Selain itu, ia menegaskan hilirisasi sumber daya alam (SDA) tetap menjadi kunci untuk membawa Indonesia naik kelas dalam perekonomian global.
"Hilirisasi yang sudah dicanangkan oleh Presiden Prabowo di Asta Citanya itu sudah benar. Dan itu harus jangan lagi bahan mentah atau setengah jadi yang kita ekspor. Kita harus bisa memproduksi barang jadi," tegas Nurdin.
Ia memberikan contoh konkret pada industri nikel.
"Misalnya, cara kita nikel, kita harus bisa membangun baterai tapi teknologi Indonesia, bukan teknologi yang relokasi industri ke Indonesia. Tetap kita jadi kuli nanti. Tapi kita harus berjuang membuat teknologi sendiri, baru kita membangun daripada industri otomotif sendiri," ujarnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Nurdin percaya Indonesia dapat memperkuat kemandirian ekonomi sekaligus meningkatkan daya saing di tingkat global.