Ntvnews.id, Jakarta - Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) hari ini merilis laporan riset berjudul Mengoptimalkan Peran Ekonomi Digital dalam Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan 8 persen di Indonesia.
Temuan utama riset ini menegaskan peran penting ekonomi digital bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Laporan Prasasti ini memetakan 17 sektor terdigitalisasi menggunakan metodologi OECD–ADB dan menyoroti ekosistem digital terbesar di Indonesia, GoTo sebagai studi kasus untuk mengukur dampak nyata digitalisasi terhadap perekonomian.
Research Director Prasasti Gundy Cahyadi mengatakan, GOTO telah memantapkan diri sebagai kekuatan utama dalam transformasi digital Indonesia, mendorong dampak ekonomi total sebesar Rp480,7 triliun.
“Temuan riset kami menunjukkan bahwa ekosistem GoTo berhasil menciptakan nilai ekonomi sebesar Rp480,7 triliun pada 2024, menyerap lebih dari 2,03 juta tenaga kerja, serta membantu menurunkan angka kemiskinan hingga 0,45 poin persentase secara nasional," ucap Gundy, Selasa 12 Agustus 2025.
Baca juga: Wamendikti Prof Stella: Riset Itu Cuan
"ICOR ekosistem digital GoTo tercatat sebesar 2,3, atau sekitar 87 persen lebih efisien dibanding rata-rata ICOR ekonomi digital yang mencapai 4,3,” sambungnya.
Gundy menambahkan bahwa kontribusi perusahaan teknologi lokal seperti GoTo berdampak sosial nyata melalui penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan pendapatan dan perluasan inklusi keuangan bagi UMKM dan pekerja informal.
“Hasil riset memperlihatkan transformasi struktur ekonomi nasional yang semakin bertumpu pada digitalisasi. Inilah alasan mengapa dukungan pemerintah melalui kebijakan dan insentif yang mendukung penguatan industri dan ekosistem digital lokal sangat diperlukan sebagai strategi pemerataan dan pertumbuhan yang berkelanjutan,” tegas Gundy.
“Pemerintah dapat mendorong kebijakan pengembangan infrastruktur digital. Termasuk di antaranya fiberisasi dan penyebaran 5G di luar Jawa, serta pemberian insentif riset dan pengembangan (R&D) untuk teknologi cloud dan artificial intelligence (AI),” lanjutnya.
Baca juga: Respons Gojek Soal Rencana Pemerintah Mau Naikkan Tarif Ojol 15 Persen
Selain itu, ia menegaskan penting untuk memperluas program pelatihan satu juta talenta data dan AI setiap tahun, serta menciptakan skema pembiayaan inklusif agar UMKM dan masyarakat dapat lebih mudah mengadopsi teknologi digital.
Dukungan komprehensif ini diyakini akan mempercepat tercapainya target pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memastikan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.