Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon, menyebut langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam memangkas tarif impor produk Indonesia sebagai contoh nyata kepemimpinan seorang negarawan sejati. Ia menyebut kebijakan tersebut sebagai bentuk strategi positive-sum game dan game changer dalam hubungan dagang internasional, yang patut dicontoh oleh Indonesia.
"Yang dikerjakan oleh Trump itu, itu betul-betul beliau negarawan. Itu namanya positive-sum game, game changer dia, resiprokal. Tapi dia kalau kita lihat memang equality-nya dengan Indonesia walaupun kita nol, saya rasa kita menang, daripada nanti tarifnya naik," ujar Nurdin dalam Program NTV Prime Nusantara TV edisi hari ini 'Prabowo Lobi Trump, Tarif Impor AS Turun', Rabu, 16 Juli 2025
Menurutnya, prinsip resiprokal, saling memperlakukan secara adil dan setara, harus menjadi dasar dalam membangun hubungan dagang antarnegara. Ia menilai sudah saatnya Indonesia menerapkan prinsip yang sama terhadap negara-negara lain yang selama ini bebas masuk ke pasar Indonesia, tetapi tidak memberikan perlakuan setara terhadap produk maupun institusi bisnis asal Indonesia.
"Kalau Indonesia negarawan kita seperti Pak Prabowo, kita harus juga melakukan hal yang sama yang dilakukan Trump terhadap negara-negara yang barangnya masuk ke Indonesia dan barang kita bisa masuk ke mereka. Artinya positive-sum game itu equality resiprokal-nya harus ada," tegasnya.
Baca Juga: Nurdin Tampubolon: Lobi Prabowo-Trump Jadi Kunci Turunnya Tarif, Peluang Besar Ekspor RI ke AS
Sebagai contoh, Nurdin menyoroti ketimpangan dalam sektor keuangan. Ia menyebut bank asing dengan mudah membuka cabang di Indonesia, sementara bank-bank Indonesia kesulitan berekspansi ke luar negeri.
"Misalnya seperti ini, kalau negara-negara lain masuk ke Indonesia, katakanlah financial institution, perbankan misalnya. Bagaimana mudahnya kita menerima mereka membuka cabang banknya di Indonesia. Kita harus diperlakukan sama di negara mereka masing-masing. Resiprokal. Sama ya. Jangan sampai mereka datang ke sini gampang, untuk melakukan bisnisnya di Indonesia, membuka cabang dan sebagainya tanpa suatu aturan yang berat, dan situasi investasi yang sulit. Kita harus melakukan seperti itu," jelas Nurdin.
Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki posisi tawar yang kuat karena memiliki pasar besar, yakni 280 juta penduduk. Menurutnya, Indonesia tidak perlu takut untuk bersikap tegas dalam menentukan mitra dagang yang saling menguntungkan.
"Sebenarnya tidak ada sulitnya, karena mereka butuh pasar. Indonesia itu pasarnya 280 juta orang. Kenapa kita takut? Kalau pun mereka tidak datang, ya kita bisa memilih mitra lain atau kita dengan kekuatan sendiri," tandasnya.
Nurdin juga mengungkapkan bahwa sejak dirinya menjabat sebagai pimpinan Komisi XI DPR RI, ia sudah memperingatkan pemerintah soal pentingnya perlakuan dagang yang setara. Ia memberi contoh bagaimana hanya dua bank Indonesia yang berhasil membuka cabang di China, sementara bank-bank asing bebas berekspansi di dalam negeri.
“Pemerintah kita, sewaktu saya di DPR, waktu saya pimpinan Komisi XI, saya bilang kepada pemerintah waktu itu diwakili Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. Saya bilang, bagaimana kita membuka bank di China sangat sulit. Paling dua cabang kita. Satu Mandiri, satu BNI di China. Tapi kalau bank mereka banyak banget di sini. Begitu juga di Malaysia. Nah, undang-undang untuk resiprokal itu harus segera dibuat,” katanya.
Nurdin menekankan pentingnya Indonesia memiliki keberanian politik dan ekonomi untuk memastikan kesetaraan dalam hubungan dagang.
“Bagaimana negara kita duduk sama tinggi dan juga berdiri sama tinggi di dalam menghadapi trading untuk bisa positive-sum game itu. Positive-sum game itu artinya, kita sama dengan mereka. Jangan ada yang dikalahkan,” ujarnya.
Ia menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki kemampuan dan keberanian untuk memulai kebijakan dagang yang adil, strategis, dan menguntungkan kedua belah pihak.
“Saya percaya Presiden Prabowo akan bisa melakukan itu,” pungkasnya.