Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah kembali melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif impor sebesar 19 persen terhadap produk asal Indonesia. Said memandang, kendati tarif tersebut lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 32 persen, kebijakan itu tetap membebani ekspor Indonesia dan diberlakukan secara sepihak oleh negara kuat.
"Kalau negosiasi ulang, kita harapkan terus menerus kepada pemerintah, karena bagaimanapun kita berkepentingan terhadap ekspor kita," kata Said di kompleks parlemen, Senayan, Rabu, 16 Juli 2025.
Ia menilai, pemerintah perlu terus mendorong negosiasi agar tarif tersebut bisa kembali diturunkan, bahkan sebisa mungkin ke level semula. Karena, tarif 19 persen itu belum termasuk tarif dasar otomatis sebesar 10 persen yang membuat beban sebenarnya bisa mencapai 29 persen.
"Harapan kita kembali seperti semula. Karena 19 persen itu sudah ada tarif dasar yang naik sebelumnya 10 persen yang berlaku otomatis. Kan berarti sebenarnya 29 persen," papar Said.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga perlu memperluas pangsa ekspor ke negara-negara non-tradisional sebagai strategi jangka panjang agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada pasar utama seperti Amerika.
"Walaupun menjadi basa-basi, kita akan terus mendorong pemerintah agar memperluas pangsa ekspor negara-negara non-tradisional," tandas politikus PDIP.