Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah mencatat puluhan ribu rumah rusak berat akibat bencana di Sumatera dan akan dibangunkan hunian sementara serta hunian tetap. Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam konferensi pers di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 29 Desember 2025.
"Kalau data dari kumpulan dari Pemda-Pemda, kami melihat yang rusak ringan untuk di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat itu totalnya 68.855. Sekali lagi 68.855 rumah,” ujar Tito.
"Kemudian yang rusak sedang, kalau ini sesuai saya tampilkan halaman 15, rusak sedang 37.520 dan rusak berat 56.108. Yang rusak berat inilah yang akan dibuatkan apa, rumah hunian sementara dan hunian tetap.” tambahnya.
Baca Juga: Wamensos: Bantuan Bencana Sumatera Senilai Rp100,48 Miliar Sudah Disalurkan
Hunian tetap, kata Tito, disiapkan melalui beberapa skema.
"Hunian tetap ini ada tiga konsep. Yang pertama adalah dari Danantara sebanyak 15.000, kemudian dari APBN yang jumlahnya jauh lebih besar yang dikerjakan oleh Kementerian PKP atau Kementerian Perumahan, kalau Danantara dari BNPB yang mengerjakan ada 15.000," paparnya.
Mendagri Tito Karnavian saat jumpa pers penanganan bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Senin, 29 Desember 2025. (Youtube Sekretariat Presiden)
Selain itu, pemerintah membuka ruang gotong royong.
"Setelah itu ada konsep gotong royong, artinya pihak-pihak yang ingin membantu, di antaranya Agung Sedayu sudah membantu sebanyak 2.600 dan sudah ground breaking minggu lalu.” imbuhnya.
Menurut Tito, percepatan penanganan rumah rusak ringan dan sedang dapat menekan jumlah pengungsi.
"Artinya kalau ini diberikan segera, maka mereka kembali, sambil sudah bantu dibersihkan, kembali bisa memperbaiki rumah-rumah mereka sendiri, tidak perlu dibangunkan oleh pemerintah, diberikan uangnya.” pungkasnya.
Konferensi Pers Pemulihan dan Rencana Strategis Pasca Bencana Sumatera Jelang Akhir Tahun di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (NTVnews)