Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah negara bagian Melaka, Malaysia, mulai mengkaji rencana ambisius pembangunan jembatan yang akan menghubungkan wilayahnya dengan Indonesia. Proyek lintas negara ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat konektivitas kawasan di Selat Malaka.
Sebagai tahap awal, Pemerintah Melaka telah menyiapkan anggaran sebesar RM 500 ribu atau sekitar Rp 2,04 miliar. Dana tersebut dialokasikan khusus untuk membiayai studi kelayakan yang akan dilakukan oleh perusahaan konsultan independen. Kajian ini mencakup berbagai aspek krusial, mulai dari sisi teknis, ekonomi, hingga logistik.
Mengutip Free Malaysia Today, Senin, 22 Desember 2025, Ketua Menteri Melaka Ab Rauf Yusoh mengungkapkan bahwa jembatan yang direncanakan memiliki panjang sekitar 47 kilometer. Jembatan ini akan membentang dari Pengkalan Balak di kawasan Masjid Tanah, Melaka, menuju Indonesia.
Rencana pembangunan jembatan ini juga sejalan dengan pengembangan wilayah di Melaka. Saat ini, tersedia lahan seluas kurang lebih 5.000 hektare di Masjid Tanah yang direncanakan akan dikembangkan menjadi kawasan industri baru.
Baca Juga: Pramono Anung Janji Kasih Insentif untuk Buruh di Jakarta
Menurut Rauf, kehadiran infrastruktur penghubung lintas negara tersebut diyakini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Melaka.
Informasi serupa juga disampaikan melalui laman resmi Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Dalam keterangan tersebut disebutkan bahwa jembatan ini akan menghubungkan Melaka dengan Dumai, Indonesia. Bahkan, rencana tersebut telah dibahas secara langsung oleh sejumlah pihak terkait.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Pemerintah Kota Dumai, serta Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) diketahui telah menggelar pertemuan focus group discussion (FGD) pada Rabu (22/10) di Dumai. FGD tersebut membahas secara mendalam rencana pembangunan Jembatan Dumai–Melaka dari berbagai sudut pandang.
Dalam pertemuan itu, sejumlah aspek penting dalam studi kelayakan menjadi fokus pembahasan, termasuk kajian finansial, ekonomi, lingkungan, tata kelola, dan sosial.
Baca Juga: Dirut Inhutani V Dicky Yuana Didakwa Terima Suap Rp2,55 Miliar Dalam Korupsi Pengelolaan Hutan
Melalui kajian tersebut, proyek jembatan lintas negara ini dinilai memiliki potensi besar untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia, terutama dalam sektor ekonomi, transportasi, dan teknologi.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkalis, Toharudin, turut menyoroti dampak ekonomi yang bisa ditimbulkan dari proyek ini. Ia menilai keberadaan jembatan tersebut akan mempercepat pergerakan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir Riau, khususnya Bengkalis dan Dumai.
“Pemerintah Kabupaten Bengkalis mendukung penuh studi kelayakan ini sebagai upaya memperkuat konektivitas regional dan membuka jalur strategis baru bagi percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di pesisir Riau, khususnya Bengkalis dan Dumai,” ujarnya.
Jembatan Suramadu/BPJT