Ntvnews.id, Jakarta - Seorang penarik becak di Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, mengaku kecewa lantaran becak listrik bantuan Presiden Prabowo Subianto yang sempat diterimanya justru diambil kembali oleh pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Penarik becak bernama Daklan (57) mengungkapkan bahwa dirinya merasa hanya dimanfaatkan namanya untuk mendapatkan bantuan tersebut. Padahal, ia tercatat sebagai salah satu penerima resmi becak listrik.
Daklan menuturkan, awalnya ia merasa senang saat mengetahui namanya masuk dalam daftar penerima bantuan. Bahkan, ia sempat membawa pulang becak listrik tersebut.
View this post on Instagram
Namun, dalam perjalanan pulang, tepatnya di wilayah Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, becak itu dihentikan oleh Ketua BUMDes dan kemudian diangkut menggunakan mobil bak terbuka.
“Saya pulang pakai becak itu, tapi di jalan dicegat dan becaknya langsung diangkut,” ujarnya.
Daklan mengaku masih berharap becak listrik tersebut dapat dibawanya pulang. Namun hingga sore hari, becak tersebut tak kunjung tiba di rumahnya.
Saat menanyakan kembali, ia mendapat penjelasan bahwa becak listrik tersebut diambil untuk kepentingan BUMDes. Ia juga mengaku hanya menerima uang sebesar Rp50 ribu setelah kejadian tersebut.
Baca Juga: Penarik Lansia di Cirebon Harap Becak Listrik dari Prabowo Datangkan Banyak Penumpang
Ia menambahkan, terdapat tiga nama warga Desa Padakaton yang tercantum sebagai penerima bantuan becak listrik. Namun, menurutnya, hanya dirinya yang benar-benar berprofesi sebagai penarik becak. Dua penerima lainnya masing-masing bernama Muhtadi (55) yang bekerja sebagai buruh dan Sudrajat (65) yang merupakan karyawan BUMDes.
Sementara itu, Ketua BUMDes Mekar Jaya, Suherman, dalam kesempatan terpisah menegaskan bahwa becak listrik tersebut tidak diambil alih oleh BUMDes. Ia menyebutkan, becak hanya disimpan sementara di Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R KSM Sejahtera Bersama.
Suherman juga menyatakan hingga saat ini belum ada warga yang datang meminta becak listrik tersebut, sehingga masih disimpan di lokasi tersebut.
Terkait belum dibagikannya becak listrik itu, Suherman beralasan langkah tersebut diambil untuk menghindari potensi konflik di tengah masyarakat.
Pasalnya, banyak penarik becak di desa tersebut yang berharap dapat terdaftar sebagai penerima bantuan. Menurutnya, penyerahan langsung dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial bagi warga yang tidak mendapatkan bantuan.
Becak Listrik dari Prabowo (Istimewa)