Ntvnews.id, Tokyo - Untuk pertama kalinya dalam lima dekade, Jepang dipastikan tidak lagi memiliki panda. Pemerintah Negeri Sakura memutuskan mengembalikan dua ekor panda yang selama ini dipelihara ke China pada Januari 2026, sekaligus menutup perjalanan 50 tahun kehadiran satwa ikonik tersebut di Jepang.
Dilansir dari Japan Today, Rabu, 17 Desember 2025 , sepasang panda bernama Lei Lei dan Xiao Xiao selama ini tinggal di Kebun Binatang Ueno, Tokyo. Bagi Jepang dan China, keberadaan panda tersebut menjadi simbol persahabatan kedua negara sejak hubungan diplomatik dinormalisasi pada 1972.
"Si kembar akan dipulangkan sebulan sebelum masa pinjaman mereka berakhir pada bulan Februari," demikian keterangan Pemerintah Metropolitan Tokyo selaku pengelola Kebun Binatang Ueno.
Baca Juga: 30 Persen Perusahaan di Jepang Keos Gegara Beruang, Kok Bisa?
Lei Lei dan Xiao Xiao lahir pada 2021 dari induknya, Shin Shin, yang dibawa ke Jepang pada 2011. Pemerintah Kota Tokyo sempat mengajukan permintaan agar kedua panda itu tetap tinggal di kebun binatang, namun permohonan tersebut ditolak oleh pihak China.
Kedua panda tersebut dikenal sebagai satwa kesayangan warga Tokyo. Bahkan, kepulangan induk mereka ke Beijing sebelumnya juga diselimuti rasa duka mendalam dari masyarakat.
Pada September 2024, para pencinta hewan di Tokyo harus melepas kepergian Shin Shin dan pasangannya yang dipulangkan ke China. Ribuan penggemar datang untuk memberikan salam perpisahan sebelum panda-panda itu kembali ke negara asalnya.
Jepang (Istimewa)
Surat kabar Asahi Shimbun melaporkan bahwa Pemerintah Kota Tokyo tengah berupaya mencari pinjaman pasangan panda baru. Namun, kedatangan panda pengganti sebelum kepulangan Lei Lei dan Xiao Xiao disebut tidak memungkinkan.
Di sisi lain, hubungan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di Asia tersebut sempat memanas setelah Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menyatakan bahwa Jepang dapat melakukan intervensi militer jika terjadi serangan terhadap Taiwan. Pernyataan itu memicu reaksi keras dari Beijing yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Baca Juga: Jepang Kerahkan Jet Tempur Pantau Patroli Gabungan Pengebom Rusia–China di Dekat Wilayahnya
Meski demikian, Juru Bicara Pemerintah Jepang, Minoru Kihara, menilai panda telah berperan positif dalam hubungan bilateral kedua negara. Jepang pun berharap diplomasi panda tetap berlanjut di tengah ketegangan yang ada.
"Pertukaran melalui panda telah berkontribusi untuk meningkatkan perasaan antara masyarakat Jepang dan China. Kami berharap pertukaran seperti itu akan terus berlanjut," kata Kihara dalam konferensi pers.
Selama ini, Kebun Binatang Ueno menjadi salah satu penerima manfaat diplomasi panda, dengan catatan kerja sama panjang bersama lembaga konservasi di China dan Amerika Serikat hingga berhasil mengembangbiakkan panda raksasa.
Ilustrasi - Bendera China dan Jepang. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/as. (Antara)