Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memastikan sebagian besar wilayahnya masih terisolir akibat banjir yang melanda sejak Rabu 26 November 2025. Bupati Aceh Barat Tarmizi mengatakan banjir kini merendam 10 kecamatan dan diperkirakan masih berlangsung hingga 10 hari ke depan.
Menurut data BPBD Aceh Barat, Jumat, 28 November 2025, sedikitnya 3.866 jiwa atau 2.652 kepala keluarga terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter. Kecamatan yang paling parah dilanda banjir meliputi Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur, Sungai Mas, Pantai Cermin, Johan Pahlawan, dan Meureubo. Di Johan Pahlawan dan Meureubo, warga mulai mengungsi karena air terus meningkat dan akses jalan tidak bisa dilewati.
Sejumlah wilayah seperti Canggai, Jambak, Pante Ceureumen, dan Seuradeuk di Kecamatan Sungai Mas hingga kini belum dapat dijangkau tim gabungan akibat arus deras dan jalan terputus. Pemerintah daerah menyatakan akses ke lokasi tersebut membutuhkan peralatan tambahan serta dukungan personel.
Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Sigap Tanggap Darurat Bencana Banjir Sumatera
Untuk memaksimalkan penanganan, Posko Bersama Penanganan Banjir dipusatkan di Kantor BPBD Aceh Barat. BPBD diminta mengambil alih kendali koordinasi lapangan, termasuk mobilisasi tim evakuasi dan distribusi bantuan. Gangguan jaringan telekomunikasi membuat komunikasi sementara hanya mengandalkan radio dengan dukungan RAPI.
Pemerintah daerah mengerahkan TNI, Basarnas, dan unsur gabungan lainnya untuk memperkuat penanganan darat, evakuasi warga, serta pengiriman logistik ke wilayah yang masih terisolasi. Pemkab Aceh Barat mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat potensi cuaca ekstrem masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.
(Sumber: Antara)
Kondisi banjir di Desa Pasi Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Hingga Jumat (28/11/2025) sebanyak 3.866 jiwa atau 2.652 kepala keluarga (KK) tersebar di delapan kecamatan di kabupaten setempat terdampak banjir dengan ketinggian air berkisar antara 1 meter hingga 1,5 meter. ANTARA/Dok. BPBD Aceh Barat (Antara)