Ntvnews.id, Jakarta - Basarnas menyatakan upaya evakuasi warga terdampak banjir di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami hambatan akibat akses jalan yang terputus, listrik padam, dan jaringan komunikasi yang tidak stabil dua hari hari terakhir.
Kehumasan Kantor SAR Banda Aceh, Nadia dalam keterangan yang diterima di Bandung, Jawa Barat, Jumat dini hari, mengatakan bahwa tim SAR di lapangan kesulitan memberikan laporan situasi secara berkala karena jalur komunikasi beberapa wilayah terdampak terputus.
“Kami mengalami kendala mendapatkan informasi karena jaringan terputus, dan di beberapa wilayah masih terjadi pemadaman listrik,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa akses menuju Aceh Utara tidak dapat dilewati sehingga tim yang awalnya diberangkatkan untuk mengevakuasi masyarakat di daerah tersebut terpaksa tertahan di Kabupaten Pidie Jaya.
Kondisi cuaca dan gelombang laporan masyarakat disebutkan membuat personel SAR harus melakukan penanganan secara prioritas.
Informasi yang diterima Basarnas hingga Jumat dini hari menyebutkan terdapat sembilan korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Aceh Tengah.
Adapun korban masing-masing tiga orang di Paya Tumpi dan Kampung Saling, dua orang di Kampung Kelopak Mata, serta satu orang di Kampung Tami Daling yang berada di kawasan objek wisata Natural Park.
Selain itu, dua warga dilaporkan hilang dan belum dapat dievakuasi karena keterbatasan peralatan di lokasi longsor. Ditambah kondisi medan yang terjal dan tanah labil menjadi tantangan tambahan dalam upaya pencarian.
Nadia mengatakan tingginya laporan masyarakat terkait permintaan evakuasi maupun pencarian anggota keluarga di sejumlah wilayah banjir menyebabkan aktivitas tim SAR meningkat signifikan dalam 24 jam terakhir.
ANTARA
Baca Juga: Banjir dan Longsor di Sumatera dan Aceh, Prabowo Minta Kementerian Gerak Cepat
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Aceh Singkil terendam banjir luapan akibat hujan deras, Minggu 23 November 2025. ANTARA/HO/Humas BPBA (Antara)