1 Dekade Nusantara TV, Presiden Komisaris Nurdin Tampubolon Ungkap Perjalanan Panjang dan Strategi Bertahan di Era Digital

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Nov 2025, 18:35
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Presiden Komisaris Nusantara TV, Nurdin Tampubolon. Presiden Komisaris Nusantara TV, Nurdin Tampubolon. (Ntvnews)

Ntvnews.id, Jakarta - Memasuki usia satu dekade, Nusantara TV (NTV) menandai perjalanannya sebagai salah satu media yang tumbuh dari era cetak hingga menjadi lembaga penyiaran digital. Presiden Komisaris NTV, Nurdin Tampubolon, mengisahkan perjalanan panjang dan penuh tantangan tersebut dalam wawancara khusus memperingati HUT ke-10 NTV.

Nurdin menjelaskan bahwa sebelum terjun ke dunia penyiaran, bisnis NTV bermula dari penerbitan majalah bulanan, mingguan, hingga harian yang berfokus pada isu bisnis, ekonomi, dan internasional. Namun perubahan lanskap teknologi penyiaran mendorong perusahaan untuk bergerak cepat.

“Memang perjalanan Nusantara TV ini adalah perjalanan yang sudah sangat panjang, di mana awalnya kita menerbitkan majalah bulanan, mingguan dan harian, yang konten-kontennya adalah bisnis, ekonomi dan juga masalah internasional. Kemudian sejalan dengan perkembangan teknologi penyiaran yang tadinya kan analog jadi segera dilakukan analog switch-off sejak 2017–2018. Jadi berbagai tantangan di sana,” ujarnya dalam Dialog Prime bertajuk '1 Dekade Simfoni Nusantara' di Nusantara TV, Kamis, 27 November 2025.

Ketika ditanya mengenai alasan masuk ke industri penyiaran, Nurdin menegaskan bahwa transformasi teknologi membuka peluang baru bagi perusahaan media dengan biaya investasi yang lebih efisien.

Baca Juga: Nusantara TV Rayakan Ulang Tahun ke-10 dengan Penghargaan Anugerah Bakti Nusantara 2025

“Dengan adanya teknologi baru, investasi untuk membangun industri media di bidang TV ini tidak semahal analog, karena menggunakan frekuensi 700 ternyata sangat banyak, sangat besar. Satu siaran analog bisa diberikan menjadi lebih dari 10 TV digital. Sisa 700 golden frekuensi bisa diambil pemerintah sebagai digital dividen, di mana frekuensi 700 itu mendukung broadband, telekomunikasi, pertahanan, dan pengembangan ekonomi-ekonomi kreatif lainnya. Tantangannya sangat banyak,” jelasnya.

Nurdin kemudian mengingat awal siaran perdana NTV yang dimulai lewat live streaming pada 10 November 2016. Sejak saat itu, visi untuk membangun media yang memberi kontribusi bagi negara dan rakyat menjadi arah utama perjalanan NTV.

“Visi saya waktu itu NTV ini adalah bagaimana memberikan kontribusi kepada negara dan rakyat. Kita dengan modal yang sangat terbatas berani,” kata Nurdin.

Transformasi besar terjadi ketika NTV pindah ke kantor dan studio yang lebih besar. Fasilitas pun dikembangkan hingga kini NTV menempati tiga lantai Gedung NT Tower, Jakarta dengan delapan studio.

“Mulai dari majalah, kemudian kita kembangkan menjadi industri media elektronik ini. Pindahlah kantor, studio yang lebih besar, setelah itu kita kembangkan. Menempati 3 lantai di NT Tower, punya 8 studio. Jadi Nusantara TV ini rencananya mau dikembangkan sejauh mana kita bisa mendukung program-program pro rakyat yang dikembangkan pemerintah dan kita mengkritisi hal-hal pemerintah yang tidak pro rakyat. Jadi kita berimbang,” ungkapnya.

Bersaing di Era Digital yang Penuh Tantangan

Presiden Komisaris Nusantara TV Nurdin Tampubolon. <b>(Ntvnews)</b> Presiden Komisaris Nusantara TV Nurdin Tampubolon. (Ntvnews)

Menurut Nurdin, tantangan terbesar media hari ini adalah perubahan perilaku konsumsi informasi akibat menjamurnya platform digital. Kompetisi kian ketat, sementara kue pendapatan media tradisional semakin mengecil.

“Perjuangannya sangat kompleks saat ini, di mana dengan adanya media-media sosial sebagai saingan, ini kan kuenya sudah sangat terbatas, di mana top of the top itu sudah diambil seperti YouTube, medsos dan lainnya. Yang tadinya tidak ada,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menimpa industri media global.

“Seluruh media sama. Seluruh dunia sekarang media-media penyiaran, elektronik maupun media massa pasti drop di dalam pendapatan maupun keterbatasan dia menghadapi kemajuan teknologi digital yang begitu terbuka,” katanya.

Karena itu, NTV terus mendorong lahirnya inovasi dan strategi baru untuk memastikan lembaga penyiaran tetap relevan dan mampu bertahan.

“Untuk itu kita harus melakukan strategi-strategi yang lebih baik supaya kita masih bisa eksis. Kami juga menyarankan bagaimana sebagai partner pemerintah dalam memberikan edukasi teknologi dan juga treading dan ekonomi bisnis terhadap masyarakat ini sangat dibutuhkan. Jadi simbiosis mutualistis antara media dengan pemerintah harus terbangun dengan baik untuk mendukung program-program bangsa ke depan," tegas Nurdin.

Memasuki usia ke-10 tahun, NTV menegaskan kembali komitmennya untuk menjadi media yang informatif, kritis, dan berimbang, sekaligus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan publik.

x|close