Ntvnews.id, Jakarta - Militer Guinea-Bissau menggulingkan Presiden Umaro Sissoco Embalo dalam kudeta yang terjadi pada Rabu waktu setempat. Dalam pengumumannya, kelompok yang menamai diri “Komando Militer Tinggi untuk Pemulihan Keamanan Nasional dan Ketertiban Umum” menyatakan telah mengambil alih kekuasaan sepenuhnya serta menutup seluruh perbatasan darat, laut, dan udara.
Para pemimpin kudeta membenarkan tindakan mereka dengan dalih adanya “persekongkolan jahat” yang melibatkan politisi, seorang gembong narkoba, warga lokal maupun asing, serta upaya memanipulasi hasil pemilu.
Mereka mengklaim dinas intelijen telah mengungkap rencana tersebut dan menemukan sejumlah senjata perang. Selain membubarkan institusi negara, kelompok militer itu juga menghentikan seluruh aktivitas media, menangguhkan proses pemilu, serta memberlakukan jam malam selama sembilan jam mulai pukul 21.00.
Baca Juga: Pemimpin Kudeta Militer Madagaskar Dilantik Jadi Presiden
Kudeta disertai baku tembak di sekitar istana kepresidenan. Sejumlah tokoh ditangkap, termasuk Presiden Embalo, calon independen Fernando Dias, dan mantan perdana menteri Domingos Simoes Pereira yang merupakan pemimpin PAIGC.
Embalo mengatakan kepada media Jeune Afrique bahwa ia ditangkap tanpa kekerasan oleh panglima angkatan darat. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Biague Na Ntan, wakilnya Jenderal Mamadou Toure, serta Menteri Dalam Negeri Botche Cande turut ditahan.
Kudeta terjadi di tengah ketegangan pascapemilu presiden akhir pekan lalu, ketika Embalo dan Dias sama-sama mengklaim kemenangan. Sebelum pengambilalihan kekuasaan, Dias sempat meminta militer untuk tetap netral dan tidak ikut campur dalam proses pemilu sambil menunggu hasil resmi yang seharusnya diumumkan pada Kamis.
(Sumber : Antara)
Arsip foto - Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embalo berpidato di Sidang Umum ke-76 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 22 September 2021. (ANTARA/Reuters/Eduardo Munoz/Pool/as (Antara)