Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah menyiapkan berbagai program diskon berskala nasional guna meningkatkan konsumsi masyarakat selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Langkah ini diumumkan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu, oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso, yang menyebutkan bahwa tiga kampanye belanja akan berlangsung sepanjang Desember hingga awal Januari bekerja sama dengan asosiasi ritel dan pelaku industri.
Program pertama adalah gelaran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang dijadwalkan pada 10–16 Desember 2025. Agenda tahunan tersebut digelar bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan menjadi momentum diskon terbesar bagi berbagai platform belanja daring.
Baca Juga: Pemerintah Resmi Luncurkan Program Diskon Tiket Kereta Api hingga Pesawat pada Libur Nataru
Selanjutnya, pemerintah menginisiasi kampanye Belanja di Indonesia Aja (BINA Indonesia) pada 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Program ini menggandeng Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) serta Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dengan tujuan meningkatkan transaksi di ritel dan pusat perbelanjaan selama masa puncak liburan.
Adapun program ketiga adalah Every Purchase is Cheap (EPIC), hasil kolaborasi antara pemerintah dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). “Jadi kita bekerja sama dengan Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) melakukan diskon antara 20-80 persen, yaitu pada tanggal yang akan dilaunching pada tanggal 1 Desember 2025,” kata dia.
Budi menegaskan bahwa rangkaian program diskon nasional tersebut disusun untuk mendorong belanja masyarakat sekaligus menguatkan kembali aktivitas perdagangan menjelang penutup tahun 2025.
(Sumber : Antara)
Menteri Perdagangan Budi Santoso memberikan paparan saat rapat kerja dengan Badan Legislasi (Baleg) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2025). Rapat tersebut membahas penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Komoditas Strategis yang dinilai penting untuk memperkuat tata kelola dan tata niaga berbagai komoditas nasional. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom. (Antara)