BMKG: Cuaca Ekstrem di Sumut Dipicu Siklon Tropis Senyar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Nov 2025, 19:32
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan cuaca ekstrem yang terjadi pada sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir dampak dari Siklon Tropis Senyar. ANTARA/HO-BMKG Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan cuaca ekstrem yang terjadi pada sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir dampak dari Siklon Tropis Senyar. ANTARA/HO-BMKG (Antara)

Ntvnews.id, Medan - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa cuaca ekstrem yang melanda berbagai wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh keberadaan Siklon Tropis Senyar.

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I, Hendro Nugroho, di Medan pada Rabu menjelaskan bahwa sistem ini merupakan perkembangan dari Bibit Siklon Tropis 95B yang terbentuk sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, tepatnya di Selat Malaka.

"Dampaknya dalam satu minggu terakhir wilayah Sumatera Utara dilanda hujan setiap hari," katanya.

Pengamatan curah hujan oleh UPT BMKG di Sumatera Utara menunjukkan bahwa intensitas hujan berada pada level lebat hingga ekstrem dengan durasi panjang.

Beberapa titik mencatat akumulasi hujan tinggi, antara lain ARG Pakkat sebesar 238,4 mm (25 November 2025), Stamet F.L Tobing 229,7 mm (24 November 2025), ARG Tapanuli 176,4 mm (24 November 2025), Pos Hujan Hapesong di Tapanuli Selatan 149,7 mm (24 November 2025), ARG Teluk Dalam 157,6 mm (24 November 2025), ARG Arse 158,2 mm (25 November 2025), ARG Salak 110 mm (25 November 2025), serta AWS Hinai Langkat 93,8 mm (25 November 2025). Siklon Tropis Senyar memicu peningkatan intensitas hujan, gelombang tinggi, dan angin kencang di wilayah Sumut.

 

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, 24 Desa di Cilacap Terdampak Banjir dan Longsor

BMKG juga mencatat bahwa kelembapan udara yang sangat tinggi membuat atmosfer semakin basah dan mendukung terbentuknya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di sejumlah kawasan.

Secara global, fenomena IOD negatif diperkirakan masih berlangsung hingga Desember 2025, yang meningkatkan pasokan uap air di pantai barat Sumatera Utara. Selain itu, gelombang atmosfer yang masih aktif turut memperbesar peluang pembentukan awan hujan di wilayah tersebut.

Sejumlah kabupaten/kota berpotensi terdampak hujan lebat hingga sangat lebat, termasuk Langkat, Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Simalungun, Samosir, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Humbang Hasundutan, serta wilayah Kepulauan Nias (Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli), serta Kabupaten Toba.

Dari kondisi tersebut, BBMKG Wilayah I mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, banjir bandang, longsor di daerah perbukitan dan lereng terjal, angin kencang, serta gelombang tinggi di perairan barat Sumut.

"Mengingat cuaca bersifat dinamis, masyarakat diharapkan untuk terus memantau informasi terkini dari BMKG. Para kepala daerah juga diimbau untuk dapat berkoordinasi dengan BPBD, TNI, POLRI setempat untuk terus mengikuti informasi yang disampaikan oleh BMKG," katanya.

(Sumber: Antara)

TERKINI

Load More
x|close